Kasus Covid-19 Meroket, Yogyakarta Terancam "Lockdown"

mbahdot
mbahdot
Diperbarui 18 Juni 2021 22:06 WIB
Monitorindonesia.com- Tingginya kasus harian Covid-19 di wilayah Yogyakarta telah mendorong Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengkubuwono (HB) X untuk mempertimbangkan opsi lockdown di daerahnya. “Kita kan sudah bicara mengontrol di RT, RW, kalau gagal terus arep ngopo meneh (mau apalagi). Kita kan belum tentu bisa cari jalan keluar, yo satu-satunya cara ya lockdown total kan gitu,” ujar Sultan di Kompleks Kepatihan, Kota Yogyakarta, Jumat (18/6/2021). Pertimbangan lockdown oleh Gubernur DIY di sebabkan tingginya angka penularan Covid-19 di wilayah Yogyakarta dalam dua hari belakangan ini. Juru Bicara Gugus Tugas Covid-19 DIY Berty Murtiningsih mengungkap lonjakan kasus Covid-19 mencapai 1.129 kasus dalam 2 hari saja. "Rabu (16/5/2021) tercatat sebanyak 534 kasus, Kamis (17/6/2021) tercatat 595 kasus harian Covid-19," kata Berty , Kamis (17/6/2021). Melonjaknya kasus Covid-19 di Yogyakarta juga terlihat dari tingkat keterisian atau bed occupancy rate (BOR) di DIY telah mencapai 75 persen dalam kurun waktu seminggu. "Kita sudah tiga puluh enam koma sekian BOR-nya, yang dipakai di rumah sakit sekarang sudah 75 persen hanya dalam waktu satu minggu. Sekarang mau tidak mau kota maupun kabupaten harus menyediakan tempat karantina,” tutur Gubernur DIY. Saat ini wilayah DIY masih menerapkan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) berskala mikro. Kendati demikian, mobilitas warga tetap tinggi tiap akhir pekan. “Terus mau apalagi ya lockdown. Kita sudah paling di bawah penularan pada keluarga dan tetangga. Bahkan pada Pergub tanggal 15 kemarin penyelenggaraan aktivitas masyarakat keputusan tidak cukup di kelurahan harus sampai kapanewon (camat),” ujar Sultan HB X.

Topik:

Lockdown Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengkubuwono X