Wabah PMK di Cirebon Semakin Meluas, Jumlahnya Hampir Mencapai Seribu

wisnu
wisnu
Diperbarui 15 Juni 2022 01:35 WIB
Cirebon, MI - Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon, Jawa Barat Asep Pamungkas mengatakan, saat ini wabah PMK di Cirebon semakin meluas, di mana tercatat sebanyak 899 ekor ternak telah terjangkit. "Yang terjangkit wabah PMK di Cirebon terus bertambah dan kini sudah di angka 899 ekor ternak," katanya di Cirebon, Selasa (14/6). Saat ini, kata dia, wabah PMK di Cirebon terus meluas, dan sudah lebih dari 15 kecamatan yang berada di Kabupaten Cirebon, telah melaporkan adanya ternak terjangkit PMK. Menurut dia awalnya ditemukan ternak terjangkit wabah PMK pada tanggal 18 Mei 2022, yang didatangkan oleh pedagang dari daerah Jawa Tengah. Setelah itu, kata dia, ternak khususnya sapi terus tertular, di mana hingga kini tercatat sudah ada 899 ekor ternak terdiri atas 819 sapi, dan 80 ekor kerbau. "Dari jumlah tersebut yang sudah sembuh berjumlah 45 ekor, sedangkan 22 ekor dipaksa dipotong, ada juga yang mati, dan sisanya masih dilakukan penanganan," katany. Saat ini pihaknya hanya bisa memberikan obat kepada para peternak ala kadarnya, karena memang anggaran penanganan PMK belum ada. Menurut dia tidak bisa mendeteksi secara dini untuk mengatasi wabah PMK, karena tidak memiliki tempat pengecekan hewan. "Meskipun sekarang petugas juga sudah turun 24 jam, tapi untuk obat-obatan sangat kurang," kata Asep. Tak Miliki Anggaran Sementara dari sisi anggaran untuk menangani wabah PMK di Cirebon belum ada, sehingga penanganannya masih belum maksimal. "Untuk anggaran penanganan PMK dari pemda (Pemerintah Daerah) belum keluar," kata Asep. Dengan belum keluarnya anggaran untuk penanganan wabah PMK, membuat dirinya tidak bisa secara maksimal dalam menangani wabah tersebut yang kian meluas. Bahkan, lanjut Asep, hingga saat ini hewan ternak yang sudah terjangkit PMK sudah mencapai 899 ekor, baik dari sapi maupun kerbau. Untuk itu, pihaknya hanya mengandalkan obat-obatan yang ada dalam penanganan wabah PMK, yang pertama kali terdeteksi di Kabupaten Cirebon pada pertengahan bulan Mei 2022. "Penanganan yang kami lakukan masih ala kadarnya, hanya mengandalkan obat-obatan yang ada," ujarnya. Asep mengatakan, meskipun belum bisa maksimal dalam penanganan PMK, namun tim kesehatan hewan terus bergerak menangani semampu mereka. Karena ketika wabah tersebut tidak ditangani secara maksimal, maka akan menimbulkan kerugian materiil bagi para peternak yang ada di Kabupaten Cirebon. "Karena wabah ini cepat menyebar, sehingga memang butuh penanganan yang cepat pula," katanya.