Tabrak Ujung Jembatan, Jasad Pemotor Ditemukan 300 Meter Terseret Sungai Baubau

Aan Sutisna
Aan Sutisna
Diperbarui 11 Juli 2022 18:00 WIB
Baubau, MI - Seorang pengendara sepeda motor jatuh ke sungai di depan Pesantren Al Amanah Liabuku, Kecamatan Bungi, Kota Baubau, Sulawesi Tenggara. Menurut keterangan Rahim –saksi mata kejadian– semalam dirinya berpaspasan dengan korban. Tapi korban melaju dengan kecepatan tinggi dengan sepeda motornya. “Tiba-tiba dia lurus, tidak belok di tikungan yang tajam dan langsung tabrak deker (ujung jembatan) juga tiang listrik. Saat kita lihat, korban sudah tidak ada. Hanya motornya kami lihat. Mungkin korban langsung jatuh ke sungai,” tutur Rahum. Camat Bungi Hasrun mengungkapkan informasi yang dia terima bahwa dalam kecelakaan tunggal semalam, korbanya tidak kelihatan. Yang ada cuma motornya. “Informasi yang kami dapatkan dari kepolisian setelah mereka identifikasi, nama korban La Abu, warga Kodolomoko, Kecamatan Kokalukuna, sesuai keterangan di kartu tanda penduduk korban yang ada di jok motor,” kata Hasrun. [caption id="attachment_454800" align="alignnone" width="1047"] Jembatan sungai di depan Pesantren Al Amanah Liabuku, Kecamatan Bungi, Kota Baubau, Sulawesi Tenggara. Foto: MI/Ardiman Onta[/caption] Untuk waktu jatuhnya korban. lanjut dia, sekitar pukul 12:00 Wita. Ada juga informasi bahwa pengemudi motor itu dalam pengaruh minuman keras. Upaya pencarian jasad korban akhirnya berhasil pada Senin (11/7). La Ede, warga yang ikut pencarian mengatakan, ia bersama teman-temannya mencoba menyelam sampai ke dasar sungai. Mereka agak kerepotan dikarenakan sungainya lumayan dalam. Ia bersama 10 orang lainnya lalu menyelusuri bantaran sungai. [video width="640" height="352" mp4="https://monitorindonesia.com/monindo2022/2022/07/ontaaaa.mp4"][/video] Sekitar tiga ratus meter dari lokasi kecelakaan, ada yang teriak karena meresa menginjak sesuatu yang sepertinya tubuh seseorang. Dia pun mengajak teman-temannya menyelam bersama dan ternyata jasad korban kecelakaan tersebut terjepit di ranting kayu di dasar sungai. “Akhirnya kami gotong royong. Sebagian mengangkat dahan dan ranting kayu serta sebagian lagi membantu mengangkat jasad korban,” terang La Ede. Jasad korban kemudian diberikan ke tim SAR untuk diserahkan ke pihak keluarganya. [Ardiman Onta]