Kardinal Suharyo Ungkap Pesparani II Usung Semangat Sumpah Pemuda

Rekha Anstarida
Rekha Anstarida
Diperbarui 28 Oktober 2022 09:21 WIB
Kupang, MI - Perayaan Pesta Paduan Suara Gerejani Katolik (Pesparani) Nasional II berlangsung di Kupang, pada 28-31 Oktober 2022. Adapun acara itu diawali dengan Misa Pembukaan, yang dipimpin Uskup Agung Jakarta sekaligus Ketua Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) Mgr Ignatius Kardinal Suharyo. Misa itu berlangsung di Stadion Oepoi Kupang pada 28 Oktober 2022. Sedikitnya lebih dari 400 orang memadati halaman Stadion Oepoi, untuk menyaksikan pembukaan Expo Nusantara. Di tengah keramaian, tidak saja umat Katolik tetapi tampak juga umat dari berbagai kalangan iman. “Ada pesan toleransi yang kuat dalam kegiatan hari ini. Para pengisi acara adalah ibu-ibu muslim dan penari sekarjagad para pemudi Hindu. Termasuk Ketua Umum Pesparani II ini adalah seorang Muslim sekaligus Wakil Ketua MUI NTT, KH Jamaludin Ahmad, serta panitia lokal yang berasal dari agama lain,” ujar Uskup Agung Jakarta, Mgr Ignatius Kardinal Suharyo. Uskup Agung itu menambahkan, perayaan Pesparani Nasional II ini diadakan bersamaan dengan perayaan Sumpah Pemuda 28 Oktober. “Ada makna persatuan dan semangat persaudaraan yang mau disampaikan. Bila berkaca pada sejarah maka umat Katolik sadar bahwa Pesparani adalah peristiwa rohani dan peristiwa kebersamaan. Perayaan untuk Tuhan dan Tanah Air,” jelasnya. Ia memberi contoh ikon toleransi Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral Jakarta yang dihubungkan dengan terowongan silahturahmi. Karena itu, dirinya berharap Pesparani Nasional II ini tidak lagi bersifat kedaerahan tetapi menjadi satu kesatuan yang kuat yang membawa nama Gereja dan Bangsa. Sementara itu, salah satu penonton yang ikut memadati halaman Stadion Oepoi, untuk menyaksikan pembukaan Expo Nusantara tersebut mengatakan, di NTT masyarakatnya sudah terbiasa dengan toleransi. “Saya beragama Islam, tetapi saya tertarik menyaksikan Pesparani ini. Saya ingin melihat langsung dan mengenal umat Katolik dari seluruh Indonesia, lebih khusus mau berfoto dengan Mgr Ignatius Kardinal Suharyo,” kata Siti Halima. Lebih lanjut, perempuan 31 tahun dari Kelurahan Oesapa, Kecamatan Kelapa Lima, Kota Kupang itu berharap, semua orang yang datang dari berbagai daerah bisa menganggap Kota Kupang sebagai rumah yang penuh damai. “Mari dan nikmati Kota Kupang, rumah bagi sejuta umat, tempat teraman bercerita soal toleransi,” ujarnya.

Topik:

Kupang Pesparani