Rahmat Santoso dan PHDI Inisiasi Pembangunan Krematorium di Kabupaten Blitar 

Aldiano Rifki
Aldiano Rifki
Diperbarui 4 Desember 2022 17:11 WIB
Blitar, MI - Kabupaten Blitar akan segera memiliki fasilitas Krematorium yaitu fasilitas untuk kremasi atau pengabuan (pembakaran) jenazah. Krematorium tersebut akan dibangun atas dukungan Wakil Bupati (Wabup) Blitar, Rahmat Santoso dan Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kabupaten Blitar. Wabup Blitar, Rahmat Santoso, menyampaikan bahwa keluarga besarnya akan mendukung pembangunan Krematorium di Kabupaten Blitar, karena memang di Blitar belum ada fasilitas tersebut. “Saya diberitahui keluarga besar, kalau sudah disiapkan dana untuk membangun Krematorium di Blitar,” ujar Rahmat, Minggu (4/12). Lebih lanjut, orang nomor dua di Kabupaten Blitar ini menjelaskan kalau rencana dari pihak kaluarga besar untuk membangun Krematorium ini baru diketahui setelah dihubungi oleh saudaranya. “Tiba-tiba saya diminta membantu, pengurusan perijinan (Krematorium) dan sebagainya oleh kakak ipar saya minggu lalu,” jelasnya. Karena memang fasilitas yang dibutuhkan terutama oleh umat Hindu dan Konghucu ini belum ada di Blitar, maka Wabup Rahmat langsung berkoordinasi dengan pihak terkait. “Sudah saya koordinasikan dengan OPD terkait, seperti Dinas Lingkungan Hidup (DLH), Dinas PTS dan Bagian Hukum terkait perijinan dan lainnya,” ungkap pria yang juga Ketua Umum DPP Ikatan Penasihat Hukum Indonesia (IPHI) ini. Mengenai lokasi pembangunan Krematorium, rencananya akan menggunakan tanah milik Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kabupaten Blitar. “Untuk detailnya sedang dalam pembahasan, tapi intinya kelurga besar saya siap untuk membantu biaya pembangunan Krematorium itu,” tandas politisi dari Partai PAN ini. Secara terpisah Ketua PHDI Kabupaten Blitar, Lestari ketika dihubungi mengatakan kalau rencana pembangunan Krematorium tersebut memang sudah lama diusulkan oleh PHDI, namun belum bisa terwujud. “Karena masih terkendala lokasi dan biaya yang cukup besar,” kata Lestari. Sehingga, dengan adanya kabar Wabup Rahmat akan membiayai pembangunan Krematorium ini, seperti gayung bersambut agar fasilitas tersebut segera ada di Bumi Penataran julukan Kabupaten Blitar. “Karena selama ini untuk proses kremasi warga Blitar Raya, baik umat Hindu maupun Konghucu harus ke Kota Malang atau Batu,” keluh Lestari. Untuk lokasi diungkapkan Lestari akan menggunakan tanah milik PHDI yang berada sekitar 1 km timur Pura Agung Praba Bhuana di Desa Kendalrejo, Kecamatan Talun, Kabupaten Blitar. “Lokasinya seluas sekitar 700 m2, itu tanah yang dibeli oleh PHDI dan sekarang dalam proses pengurusan sertifikat,” ungkapnya. Mengenai bentuk Krematorium dan kebutuhan biaya pembangunannya, Lestari menerangkan akan mengacu pada Krematorium milik TNI AL Juanda. Dengan fasilitas 2 tungku pembakaran, mampu melakukan proses pembakaran 8 kali per tungkunya. “Kalau estimasi biaya pembangunannya berkisar Rp 500 – 700 juta, itu hitungan kasar tergantung dari kualitas dan fasilitasnya,” terang Lestari. Termasuk bentuk atau desainnya juga dibuat lebih umum, tidak khusus untuk umat Hindu saja. Tapi bisa juga melayani umat Konghucu atau China, yang juga membutuhkan fasilitas perabuan. “Seperti di Juanda itu, jadi juga melayani umum tidak hanya umat Hindu,” bebernya. Ditambahkan Lestari pihaknya akan berkoordinasi lebih lanjut dengan Wabup Blitar, untuk membahas mengenai pembangunan Krematorium tersebut. “Baik itu mengenai biaya juga pengelolaannya, akan saya bicarakan lagi dengan Pak Wabup,” pungkasnya. (JK)