Erupsi Gunung Semeru: Warga Mengungsi Tersebar di 21 Titik

Rekha Anstarida
Rekha Anstarida
Diperbarui 5 Desember 2022 10:09 WIB
Jakarta, MI - Sejauh ini tercatat ada 21 titik yang digunakan warga untuk mengungsi, akibat bencana erupsi disertai awan panas guguran (APG) Gunung Semeru. "Berdasarkan pendataan kami tercatat ada 21 titik yang digunakan warga untuk mengungsi, yakni sejumlah balai desa, masjid, lapangan, dan lembaga pendidikan yang tersebar di Kecamatan Candipuro," kata Sekretaris Kecamatan Candipuro Abdul Aziz saat dikonfirmasi. Abdul mengatakan Dusun Kajar Kuning, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro sudah dikosongkan sejak terjadinya bencana APG Semeru yang sangat dahsyat pada 2021 lalu. Sehingga tak ada warga yang tinggal di kawasan tersebut. "Sebagian besar warga yang mengungsi karena panik dan masih trauma dengan bencana Gunung Semeru yang mengakibatkan keluarga mereka meninggal dunia," tuturnya. Menurutnya, penyintas yang terdampak APG Semeru setahun yang lalu sudah menempati hunian tetap dan hunian sementara yang direlokasi di Desa Sumbermujur, yang lokasinya lebih aman dari bencana erupsi Semeru, namun sebagian warga masih menggarap kebun di wilayah Kajar Kuning dan sekitarnya. "Saat ini ada sebagian warga yang kembali ke hunian tetapnya di Desa Sumbermujur untuk istirahat, namun masih ada juga yang trauma dan memilih di posko pengungsian yang tersebar di 21 titik itu," ujarnya. Abdul mengatakan jumlah pengungsi yang tersebar di 21 titik tersebut diperkirakan mencapai 2.000 orang dan terbanyak warga memilih mengungsi di Kantor Kecamatan Candipuro sebanyak 500 orang. Ia menambahkan untuk menyuplai makanan para pengungsi, Dinsos sudah mendidirikan dua dapur umum di Balai Desa Penanggal dan Desa Tumpeng. "Lokasi dapur umum kemungkinan akan berubah disesuaikan dengan lokasi para pengungsi," katanya. Diketahui, Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur kembali mengalami erupsi, pada Minggu (4/12) pagi. Pemkab Lumajang menetapkan masa tanggap darurat bencana akibat erupsi disertai APG Gunung Semeru selama 14 hari sejak Minggu (4/12) seiring dengan peningkatan status gunung yang memiliki ketinggian 3.676 mdpl menjadi Awas atau Level IV.