Soroti Penumpukan dan Kecelakaan Pemudik Lebaran, JAM-Sultra Sambangi Perhubungan Sultra dan BPJN

Aldiano Rifki
Aldiano Rifki
Diperbarui 17 April 2023 21:08 WIB
Kendari, MI - Fenomena pulang kampung saat momen lebaran merupakan realitas masyarakat Indonesia tak terkecuali Sulawesi Tenggara. Namun hal ini menyisahkan beberapa permasalahan seperti penumpukan penumpang penyebrangan dan juga kecelakaan yang disebabkan oleh ruas jalan yang rusak. Hal ini mendapat perhatian dari Jaringan Advokasi Masyarakat Sulawesi Tenggara (JAM-SULTRA). "Tahun ini diprediksi akan terjadi hal yang serupa sebab pihak-pihak terkait menangani persoalan ini dengan cara yang sama dengan tahun sebelumnya sehingga tidak akan menghasilkan perubahan apapun" terang Uweka (Salah satu orator) saat ditemui di sela-sela aksi demontrasi yang dilakukan di Dinas Perhubungan Sultra, Senin (17/4). Dilihat dari arus balik lebaran 2022 di 12 lintasan Feri Sulawesi Tenggara (Sultra) menyentuh angka 57.863 penumpang dengan 19.894 kendaraan roda dua dan 5.939 roda empat terhitung sejak tanggal 2 hingga 9 Mei 2022. Mengutip pernyataan Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kendari, Letkol Marinir Agus winarto pada salah satu media online, memprediksi jumlah penumpang jalur laut di Kota Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) pada momen Idul Fitri 2023 ini akan mengalami kenaikan diatas 10 persen. "Atas hal tersebut maka kemungkinan lintasan feri Sulawesi Tenggara (Sultra) akan menyentuh angka sekitar 63.649 penumpang dengan 21.883 kendaraan roda dua dan 6.532 roda empat," jelasnya. Data prediksi tersebut maka kemungkinan memerlukan 578 trip dan membutuhkan armada 48 armada. Sehingga seogiyanya pihak terkait mempertimbangkan penambahan armada untuk menghindari penumpukan penumpang di Pelabuhan penyeberangan. "Kedepan, kita berharap Pihak Perhubungan menginisiasi pemakaian e-ticketing agar kuota penumpang termasuk kendaraan roda dua dan kendaraan roda empat yang akan menyebrang akan diketahui oleh penumpang, termasuk jadwal pasti seperti armada dan trip keberapa untuk menyebrang dari kuota yang didapatkan. Hal ini juga untuk mengantisipasi calo Tiket yang memanfaatkan situasi seperti Arus Mudik/Balik Lebaran Idul Fitri 2023," cetusnya. Selain penumpukan penumpang, JAM-SULTRA juga menyoroti kecelakaan arus mudik/balik pada momen lebaran disebabkan bukan hanya karena kelalaian pengendara, namun juga disebabkan sarana dan prasaran jalan yang tidak memadai. Berangkat dari masalah tersebut maka para demonstran menyerbu Balai Pelaksana Jalan Nasional Wilayah Sulawesi Tenggara dengan maksud mempertanyakan kegiatan reservasi ruas jalan yang akan dilalui pemudik. "Kami minta penjelasan BPJN Sultra menjelaskan mandeknya kegiatan reservasi beberapa ruas jalan yang hingga kontrak berakhir masih belum dikerjakan oleh kontraktornya, misalnya ruas jalan perbatasan Sultra-Sulteng yang akan digunakan oleh pemudik dari Morowali & ruas jalan Wolo-Kota Kolaka" serunya. Perlu diketahui bahwa beberapa ruas jalan yang mandek tersebut antara lain Reservasi Jalan Perbatasan Sultra-Sulteng oleh PT. MES dengan nilai kontrak Rp37M pekerjaan akan berakhir 08/05/2023. Reservasi Jalan Wolo-Batas Kolaka oleh PT. ABC dengan nilai kontrak Rp130M pekerjaan berakhih 04/02/2023. Reservasi Jalan Wolo-Batas Kolaka II oleh PT. SASM dengan nilai kontrak Rp151M pekerjaan berakhih 04/02/2023. "Untuk kontraktor-kontraktor bandel seperti ini, inshaa Allah setelah lebaran kami akan adukan dan pressure masalah ini di Kejaksaan," tutupnya. (AS) #Perhubungan Sultra
Berita Terkait