Profil Elly Toisuta, Ketua DPRD Ambon yang Anaknya Aniaya Remaja hingga Tewas

Rekha Anstarida
Rekha Anstarida
Diperbarui 1 Agustus 2023 15:54 WIB
Jakarta, MI - Anak Ketua DPRD Ambon Elly Toisuta, Abdi Toisuta (25), menganiaya seorang remaja berinisial RRS (15) hingga tewas. Adapun pelaku kini telah ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan. “Pelaku sudah ditetapkan sebagai tersangka dan sudah ditahan di rumah tahanan Polresta Ambon,” kata Kapolda Maluku Irjen Lotharia Latif, Senin (31/7). Profil Elly Toisuta Elly Toisuta saat ini menjabat sebagai Ketua DPRD Kota Ambon periode 2019-2024, yang dilantik pada 29 Oktober 2019 lalu. Pelantikan Elly ini berdasarkan Surat Keputusan (SK) Gubernur Maluku Nomor 240 Tahun 2019 tentang Peresmian dan Penetapan Pimpinan DPRD Kota Ambon. Elly tercatat sebagai perempuan pertama yang menduduki kursi Ketua DPRD Kota Ambon. Ia maju sebagai wakil rakyat DPRD Kota Ambon melalui Partai Golkar. Elly menjadi kader Partai Golkar sejak tahun 1998. Kronologi penganiayaan Ps Kasi Humas Polresta Pulau Ambon Ipda Janete Luhukay mengatakan, peristiwa penganiayaan itu terjadi pada Minggu (30/7) malam. Kejadian bermula saat korban dan temannya MFS (16) menuju rumah saudaranya di kawasan Talake untuk mengembalikan jaket. Saat masuk gapura, tepatnya di lorong yang melewati Masjid Talake, keduanya hampir bersenggolan dengan pelaku. Setelahnya, pelaku pun mengikuti korban dan memukulnya sebanyak tiga kali. “Dalam perjalanan keduanya ke arah rumah saudara ternyata pelaku AT mengikuti mereka. Lalu tiba-tiba pelaku datang dan memukul korban sebanyak tiga kali,” kata Janete, Senin (31/7). Korban dipukul saat masih menggunakan helm. Korban pun langsung pingsan di tempat. Janete mengatakan pelaku mengaku memukul korban karena tidak menegur saat masuk kompleks. “Saat pemukulan pelaku sempat mengoceh kepada korban bahwa kalau masuk di orang kompleks itu suara abang-abang dan bawa motor pelan-pelan karena pelaku juga masuk orang kompleks buat hal serupa,” kata Janete. Beberapa menit kemudian, saudara korban keluar dari dalam rumah dan melihat korban telah tertunduk di atas stir motornya. “Saudara korban sempat meneriaki pelaku bahwa kalau terjadi hal tak diinginkan kepada korban maka pelaku harus tangung jawab,” ujar Janete. Setelah itu, saudara korban dibantu saksi MFS, mengangkat korban yang tidak sadarkan diri masuk ke dalam rumah. Namun korban tetap tidak sadarkan diri. Kemudian, korban dibawa ke ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan medis. Setiba di RS Leimena, korban sempat ditangani dokter. Namun, korban mengembuskan napas terakhir sekitar pukul 21.45 WIT. Korban lalu dibawa pulang oleh keluarga untuk dimakamkan.