Abubakar dan Marwan Beraksi di Tengah Sorotan HUT Malut


Sofifi, MI - Penjabat Sekretaris Daerah (Pj Sekda) Provinsi Maluku Utara (Malut), Abubakar Abdullah, menyampaikan kegelisahannya terkait pemberitaan di salah satu media lokal, Malut Post, yang berjudul “Hura-hura” HUT Pemprov pada edisi Kamis, 10 Oktober 2024.
Pemberitaan tersebut dianggap menyudutkan perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-25 Provinsi Maluku Utara yang dinilai tidak substansial dan hanya diisi dengan kegiatan seremonial yang terkesan hura-hura.
Abubakar Abdullah menyinggung isu tersebut saat memberikan sambutan dalam acara pencanangan kerja sama antara Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikjar) Provinsi Maluku Utara dengan Tim Penggerak PKK, yang digelar di Sofifi pada Kamis, 10 Oktober 2024.
Dalam sambutannya, Abubakar dengan tegas membantah tuduhan yang mengarah pada perayaan HUT Provinsi yang disalahartikan sebagai hura-hura, dan menekankan bahwa setiap kegiatan yang digelar memiliki nilai edukatif dan positif.
“Headline Malut Post hari ini apa?Hura-hura ini menggambarkan kepada kita semua bahwa event atau kegiatan-kegiatan dalam rangka HUT Provinsi ke-25, bukan kegiatan hura-hura,” ujar Abubakar.
Ia juga menegaskan bahwa setiap acara yang dilaksanakan, seperti pencanangan program literasi dan penghijauan, memiliki dimensi ilmiah, edukatif, dan spiritual.
Dalam kesempatan tersebut, Abubakar memberikan apresiasi kepada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan yang dipimpin oleh Kepala Dinas, karena telah menggabungkan dua kegiatan yang sangat bermanfaat, yakni kegiatan literasi dan penanaman pohon.
Ia menekankan bahwa kedua kegiatan tersebut memiliki nilai yang sangat penting baik secara teologis maupun moral, dengan nilai ibadah yang seimbang.
“Baca dan tanam adalah dua kegiatan yang memiliki perintah tersendiri dalam agama. Ini bukan sekadar seremonial, tetapi juga bentuk pendidikan kepada masyarakat mengenai pentingnya literasi dan penghijauan. Dengan demikian, acara-acara yang digelar dalam HUT ini lebih dari sekadar hiburan, melainkan memiliki tujuan edukasi,” tambah Abubakar.
Lebih jauh, ia juga menyoroti pencanangan Wallace di Dodinga sebagai bagian dari perayaan HUT yang memiliki nilai sejarah dan pendidikan ilmiah yang tinggi.
Kegiatan ini, menurut Abubakar, menunjukkan bahwa pemerintah Provinsi Maluku Utara sangat memperhatikan pendidikan dan ilmu pengetahuan.
“Ini adalah prestasi besar yang memperkenalkan keanekaragaman hayati dan sejarah seorang ilmuwan besar, Alfred Wallace, yang membagi zona Indonesia menjadi tiga bagian berdasarkan biogeografi,” paparnya.
Terkait kritik mengenai adanya elemen hura-hura dalam perayaan HUT, Ketua Panitia HUT, Marwan Polisiri, yang juga menjabat sebagai Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi, memberikan tanggapan.
Marwan mengakui bahwa hiburan memang menjadi salah satu bagian dari rangkaian acara, namun ia menekankan bahwa hiburan juga penting bagi masyarakat.
“Hura-hura itu mungkin ada band D’Masiv, tapi itu kan juga untuk masyarakat. Mereka butuh hiburan di tengah rangkaian kegiatan yang edukatif,” ujar Marwan.
Ia menambahkan bahwa kegiatan lain seperti talk show mengenai pasar kerja dan bedah buku juga menjadi bagian integral dari acara tersebut, yang mengedepankan manfaat bagi publik.
Di sisi lain, mengenai penyelesaian utang pihak ketiga dan Dana Bagi Hasil (DBH) Kabupaten/Kota juga menjadi perhatian publik.
Dalam pantauan beberapa media, acara-acara HUT Pemprov Maluku Utara dipersepsikan lebih menonjolkan hiburan ketimbang penyampaian capaian pembangunan selama 25 tahun berdirinya provinsi tersebut.
Menanggapi hal ini, Marwan Polisiri menolak memberikan komentar langsung terkait kebijakan dan kinerja pemerintah daerah.
“Tanya saja pada gubernur bagaimana tanggapannya. Saya sendiri sedang dievaluasi oleh mereka. Hari Senin ada uji kompetensi, jadi saya tidak dalam posisi untuk mengevaluasi tetapi dalam posisi dievaluasi,” jelas Marwan.
Namun, ia menegaskan bahwa kritik yang muncul harus dilihat dari perspektif yang lebih luas. Abubakar menyebutkan bahwa di samping hiburan, acara-acara tersebut juga mencakup kegiatan yang bermakna, seperti pembukaan lapangan pekerjaan dan literasi.
“Kami membuka 15 ribu lapangan pekerjaan melalui job fair yang diselenggarakan. Ini adalah bagian dari upaya Pemprov untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” katanya.
Di tengah kritik yang beredar, Pemprov Maluku Utara tetap berdiri pada prinsip bahwa perayaan HUT ke-25 dirancang untuk mencakup berbagai aspek, baik edukasi, hiburan, maupun kontribusi nyata bagi masyarakat.
Pj Sekda Abubakar Abdullah menegaskan bahwa perayaan ini bukan sekadar ajang seremonial, tetapi juga merupakan momentum untuk merefleksikan perjalanan panjang provinsi ini serta memotivasi masyarakat untuk terus berkembang dalam berbagai bidang.
“Ini bukan sekadar hura-hura, tetapi refleksi dan syukur atas capaian 25 tahun Maluku Utara. Kami berharap kritik yang muncul dapat dilihat dengan obyektif, bahwa ada banyak dimensi dalam perayaan ini yang tidak hanya berfokus pada hiburan, tetapi juga pendidikan dan kontribusi bagi pembangunan daerah,” tutup Abubakar Abdullah. (Rais Dero)
Topik:
Maluku Utara