Pemprov Malut Berencana Perbaiki RS Jiwa Sofifi yang Terabaikan

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 22 Oktober 2024 19:02 WIB
Pj Sekda Malut, Abubakar Abdullah melihat langsung kerusakan plafon di RS Jiwa Sofifi (Foto: MI/Rais Dero)
Pj Sekda Malut, Abubakar Abdullah melihat langsung kerusakan plafon di RS Jiwa Sofifi (Foto: MI/Rais Dero)

Sofifi, MI - Penjabat Sekretaris Daerah (Pj Sekda) Provinsi Maluku Utara, Abubakar Abdullah, mengungkapkan kondisi memprihatinkan Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Sofifi saat melakukan inspeksi mendadak (sidak) pada Selasa (22/10/2024). 

Sidak tersebut menemukan kerusakan parah pada plafon di lantai satu dan dua rumah sakit. Abubakar berjanji bahwa pemerintah provinsi akan mengalokasikan anggaran untuk rehabilitasi pada tahun anggaran 2025.

Abubakar menyoroti pentingnya memperbaiki RSJ Sofifi demi menjaga kualitas pelayanan kesehatan, meskipun target pendapatan rumah sakit ini relatif kecil dibandingkan dengan rumah sakit umum lainnya di wilayah Sofifi. 

“Musti bangun (RS Jiwa Sofifi), target pendapatan hanya Rp 1 miliar, dibandingkan dengan rumah sakit umum Sofifi yang mencapai Rp 10 miliar. Namun, RSJ Sofifi mampu melampaui target tersebut,” ujarnya.

Dia menambahkan bahwa laporan dari pihak rumah sakit mengenai kondisi fasilitas sebelumnya sudah diterima, mencakup keluhan tentang kondisi jalan dan bangunan. 

Namun, setelah kunjungan langsung, kerusakan yang ditemukan sesuai dengan laporan yang diberikan. “Alhamdulillah tadi kami ke sana untuk mengecek, apa yang kami lihat memang betul. Pada saat rapat dengan Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD), kami sudah bicarakan. Insya Allah tahun 2025 akan dialokasikan anggaran untuk perbaikan, kita akan lihat perkembangannya,” ujar Abubakar.

Meski berdasarkan laporan terkait kinerja Direktur RSJ Sofifi, Yazzit Mahri, dinilai cukup bagus, ada beberapa hal yang menjadi catatan penting. 

Salah satunya adalah ketidakhadiran Direktur RS Jiwa Sofifi pada saat inspeksi, yang membuat dialog langsung tidak bisa dilakukan. 

Abubakar juga menyebut bahwa beberapa pejabat penting dari Organisasi Perangkat Daerah (OPD) lainnya juga tidak berada di tempat saat sidak, dengan alasan sakit atau sedang bertugas di luar. 

“Ada tiga OPD yang kami kunjungi, RSJ Sofifi, Dinas Kehutanan, dan Dinas Pertanian, tetapi kepala OPD-nya tidak ada. Satu sakit, dua sedang bertugas keluar. Khusus Kadis Kehutanan mendapat izin untuk tugas ke luar daerah, dan Kadis Pertanian sakit selama tiga hari berturut-turut,” kata Abubakar.

Masalah infrastruktur dan kurangnya kehadiran pimpinan OPD pada saat inspeksi mencerminkan tantangan yang masih harus dihadapi pemerintah dalam menjaga pelayanan publik yang maksimal. 

Rencana rehabilitasi RSJ Sofifi diharapkan mampu memperbaiki kondisi fasilitas yang rusak serta meningkatkan pelayanan kesehatan bagi masyarakat yang membutuhkan perawatan jiwa di wilayah tersebut. (Rais Dero)

Topik:

Maluku Utara