Mantan Atlet Bulutangkis Miris Bendera Merah Putih Tak Berkibar di Ajang Thomas Cup 2020

Reina Laura
Reina Laura
Diperbarui 21 Oktober 2021 15:07 WIB
Monitorindonesia.com - Insiden pelarangan pengibaran bendera Merah Putih saat Indonesia menjadi juara Piala Thomas atau Thomas Cup 2020, pada Minggu (17/10/2021) malam, bikin miris. Apalagi, pelarangan merupakan sanksi dari Badan Anti Doping Dunia (WADA), kepada Lembaga Anti Doping Indonesia (LADI) yang telah lalai menyikapi surat dari WADA terkait konfirmasi Test Doping Plan dan memberi tenggat waktu 21 hari. Mantan atlet buluangkis juara dunia, Lilik Sudarwati berbicara dalam Dialektika Demokrasi bertajuk "Sukses Tim Thomas Cup Tanpa Kibaran Merah Putih, Ada Apa?" di Media Center Gedung Nusantara III Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (21/10/2021) menyayangkan insiden tersebut. "Ini sesuatu kejadian yang miris. Saya merasakan bahwa Atlet itu pekerja keras. Setiap hari kami latihan di lapangan. Jika melihat insiden ini tentu prihatin. Padahal itu event besar hal yang kami cari yaitu berkibar merah putih," tutur Lilik. Pada 7 Oktober 2021, WADA menyatakan Indonesia menjadi salah satu negara yang tidak patuh dalam menerapkan program uji doping. "Saya kira masalah doping cukup merepotkan ya. Pelaku olahraga kita sekarang rata-rata belum memahami. Untuk itu perlu sosialisasi terhadap atlet di seluruh cabang olahraga kita," imbuh perempuan kelahiran Gresik 24 Desember 1970 ini. Lantaran tak mematuhi program tersebut, muncul tiga sanksi dari WADA. Selain pelarangan pengibaran bendera di berbagai ajang olahraga selain Olimpiade, Indonesia juga disebut tidak memenuhi syarat menjadi tuan rumah dalam kejuaraan tingkat regional, kontinental, atau dunia. Satu sanksi lainnya adalah perwakilan Indonesia tidak memenuhi syarat menempati posisi anggota dewan di dalam sebuah komite olahraga. Mesti begitu, Lilik yang pernah berhasil menyabet gelar Juara Dunia Ganda Putri bersama Susy Susanti pada 1986 itu bilang momentum larangan kibarkan merah putih tersebut merupakan pembelajaran bagi semua stakeholder olehraga di tanah air. "Saya kira masalah doping cukup merepotkan. Pelaku olahraga rata-rata kita sekarang belum memahami. Untuk itu perlu sosialisasi terhadap atlet di seluruh cabang olahraga kita. Apa yang terjadi hari ini menjadi pembelajaran bagi kita bersama," pungkas Lilik Sudarwati. (Ery)

Topik:

Atlet Bulutangkis