Pasca Dipanggil Jokowi, Menteri Nadiem Pastikan UKT Tak Dinaikkan

Aldiano Rifki
Aldiano Rifki
Diperbarui 27 Mei 2024 16:52 WIB
Mendikbudristek, Nadiem Makarim (Foto: Istimewa)
Mendikbudristek, Nadiem Makarim (Foto: Istimewa)

Jakarta, MI - Pasca dipanggil Presiden Joko Widodo atau Jokowi di Istana Negara, Senin (27/5/2024) Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Nadiem Makarim memastikan kenaikan Uang Kuliah Tunggal (UKT) dibatalkan.

"Kami sudah menemui sejumlah rektor perguruan tinggi. Kami memutuskan membatalkan seluruh kenaikan UKT tahun ini. Dan kami akan mengevaluasi perguruan tinggi satu per satu kenaikan UKT. Tapi untuk di tahun berikutnya," jelasnya.

Nadiem mengakui selama beberapa hari ini pihaknya telah mendengarkan aspirasi dari berbagai pihak, keluarga, mahasiswa hingga masyarakat. Nadiem mengakui terdapat sejumlah kenaikan UKT di beberapa kampus yang cukup mencemaskan. 

Dengan keputusan ini, Nadiem memastikan tak ada mahasiswa yang gagal kuliah. "Saya mengerti kekhawatiran tersebut. Detailnya nanti melalui dirjen dikti yang akan menjelaskan," lanjut Nadiem.

Seperti diketahui bahwa lonjakan kenaikan biaya kuliah di Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dianggap memicu kepusingan para orang tua belakangan di tengah tekanan harga-harga kebutuhan dapur yang masih tinggi meski Lebaran 2024 sudah berlalu.

Diberitakan sebelumnya, biaya kuliah satu dekade terakhir tercatat naik hingga ratusan persen. Sementara kenaikan pendapatan orang tua dengan status PNS, hanya puluhan persen dalam rentang yang sama.

Dari sekitar 23 PTN di Indonesia saat ini, Uang Kuliah Tunggal (UKT) pada tahun ajaran 2024/2025, berkisar Rp475.000 hingga termahal Rp33,5 juta per semester, bergantung pada jurusan studi.

Universitas Sebelas Maret (UNS) di Solo, Jawa Tengah, menjadi universitas dengan batas UKT terendah yang paling murah sebesar Rp475.000, di bawah batas bawah yang diatur oleh pemerintah sebesar Rp500.000. 

Sedangkan batas UKT tertinggi yang paling mahal di antara 23 PTN yang diriset, adalah Universitas Brawijaya, Malang, Jawa Timur, sebesar Rp33,5 juta per semester.

Jurusan Kedokteran menjadi program studi termahal di hampir semua PTN. Biaya kuliah akan jauh lebih mahal bila mahasiswa mengambil jalur Seleksi Mandiri.