Momen Jokowi Tegur Para Pembantunya, Pengamat: Terkesan Cuci Tangan

Syamsul
Syamsul
Diperbarui 7 April 2022 14:53 WIB
Jakarta, MI - Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno mengatakan teguran keras Presiden Joko Widodo (Jokowi) terhadap menterinya seharusnya dijadikan sebuah momentum untuk reshuffle. Seperti diketahui, Jokowi menyoroti mulai dari kelangkaan minyak goreng hingga harga BBM jenis Pertamax naik. Menurut Adi, sudah berkali kali Presiden Joko Widodo menegur para pembantunya, maka dari itu sudah seharusnya mengganti mereka yang kinerjanya dianggap buruk. "Mestinya ini jadi momen reshuffle kabinet. Sudah berulang kali Jokowi marah dan nyentil kinerja menteri yang tak sesuai harapan, kebijakan tak pro rakyat, dan menimbulkan polemik. Ini waktu yang pas bagi Jokowi menggunakan 'tangan besi' mengganti menteri yang kinerjanya buruk," kata Adi kepada wartawan, Kamis (7/4). Tak hanya itu, Adi juga bertanya-tanya, untuk apa Presiden Jokowi mengumbar lagi teguran kerasnya untuk para pembantunya. Dosen politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta itu khawatir Jokowi malah dianggap 'cuci tangan' karena tak menindaklanjuti teguran keras itu dengan reshuffle. "Untuk apa Jokowi marah dan sering sentil menteri kalau tak berujung reshuffle. Semua hanya akan jadi keluh kesah yang terkesan Presiden cuci tangan, sekadar menghindari kritik publik, tapi membiarkan menteri yang kinerjanya buruk," tuturnya. Karena itu Adi menyarankan Jokowi segera melakukan reshuffle. Dia menilai teguran dan sentilan Jokowi akan lebih bermakna jika sarannya itu didengar. "Kemarahan dan sentilan Jokowi akan sangat bermakna kalau mengganti menteri yang sering dikeluhkan itu," imbuh Adi. (La Aswan)

Topik:

Jokowi