Anggota DPR Prihatin Produk Baja Nasional Belum Mampu Kuasai Pasar Dalam Negeri

Syamsul
Syamsul
Diperbarui 12 April 2022 17:34 WIB
Jakarta, MI - Anggota Komisi VI DPR, I Nyoman Parta mengaku prihatin dan miris dengan produk baja nasional yang belum mampu menguasai pasar dalam negeri. Karena ternyata baja produk impor lebih diminati konsumen Indonesia. "Aneh, kenapa di toko-toko atau depo-depon bangunan, nyaris semuanya dipenuhi oleh baja-baja dari China. Konsumen beralasan bahwa baja produk China lebih murah," katanya kepada wartawan, Selasa, (12/4) Oleh karena itu, Anggota Fraksi PDIP ini meragukan produksi baja nasional sebesar 10 juta ton/tahun ini akan mamapu melawan harga baja produk China. "Apakah bisa berkompetisi untuk menyaigni harga baja China. Jangan-jangan memang harga baja dalam negeri dibuat sedemikiman rupa agak mahal," ujarnya. Lebih jauh Parta mengusulkan karena industri baja ini berkaitan dengan Kementerian perindustrian, maka sebaiknya ada dalam rapat gabungan perlu melibatkan Kemenperin. "Pasalnya, target produksi 10 juta ton itu merupakan langkah yang opmitis, tentu kami memberikan dukungan. Karena cita-cita untuk memenuhi kebutuhan baja nasional sudah dicanangkan sejak Bung Karno mendirikan PT KRAS," paparnya. Disisi lain, Legislator dari Pulau Dewata ini menyoroti sejumlah masalah yang melilit PT.KRAS. "Belum lama ini PT.KRAS diprediks akan bangkrut, juga tersandung kasus korupsi, bahkan direksinya sudah menjadi jadi tersangka. Namun sekarang dari hasil perkembangan 2021 ternyata perusahaan malah mengalami keuntungan," ungkapnya. Lantas Parta mempertanyakan hasil audit terhadap PT.KRAS tersebut. "Ini apakah benar hasil auditnya?? Mohon maaf ini agak keras, karena ternyata hasilnya cukup bombastis, apa memang bapak memperbaiki neraca keuangannya dan sebagainya?" imbuhnya. (La Aswan)

Topik:

baja nasional
Berita Terkait