Angka Kemiskinan di Jateng Alami Peningkatan yang Signifikan, Pengamat: Kerja Ganjar Patut Dipertanyakan

Syamsul
Syamsul
Diperbarui 6 Mei 2022 18:15 WIB
Jakarta, MI - Direktur Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah menilai figur Ganjar Pranowo yang digadang-gadang bakal maju di pilpres 2024 mendatang patut dipertanyakan kinerjanya selama ini. Pasalnya, berdasarkan rilis lndeks Kemiskinan dan Ketimpangan Pengeluaran Penduduk Jawa Tengah 2021 yang disiarkan secara live di kanal Youtube Badan Pusat Statistik (BPS) Jateng belum lama ini, menyebutkan bahwa di provinsi tersebut angka kemiskinannya mengalami peningkatan signifikan. "Ganjar memang bukan yang menonjol dalam bekerja, Jateng dengan segala akses dan fasilitas di pusat pemerintahan nasional, tetapi justru banyak daerah yang tertinggal,” kata Dedi kepada wartawan, Jum'at (6/5) Untuk itu, menurut Pengamat politik jebolan UIN Syarief Hidayatullah Jakarta ini bahwa sudah saatnya Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan segera memberikan teguran keras terhadap Gubernur Jawa Tengah (Jateng) itu. Jika tidak diberikan teguran, kata Dedi, data tersebut akan berdampak serius bagi PDIP yang memiliki basis suara terbesar di Jateng. “Demi menjaga kepercayaan publik, PDIP perlu mengekspresikan teguran yang lebih keras dan diketahui publik, setidaknya itu membuat publik percaya jika PDIP memang berpihak pada warga terutama Jateng di mana basis PDIP berada,” jelasnya. Tak hanya itu, lanjut Dedi, PDIP akan semakin mempertimbangkan betapa kinerja Ganjar Jateng tidak berdampak apa-apa untuk warganya. “PDIP sepertinya akan semakin jauh dari upaya mengusung Ganjar meskipun ia populer, dan kinerja Ganjar yang tertinggal dari kepala daerah lainnya bisa saja berdampak buruk bagi PDIP,” tuturnya. Sebagai informasi, kemiskinan di Jawa Tengah mengalami peningkatan. Hal itu Tercatat dalam Surat Edaran Kementerian Sekretariat Negara Sekretariat Wakil Presiden Nomor: B-38/KSN/SWP/KK.04.01/02/2022 ditetapkan 212 kabupaten/kota di 25 provinsi sebagai prioritas percepatan penghapusan kemiskinan ekstrem di tahun 2022. Dari 212 kabupaten/kota di 25 provinsi Jateng mencatatan rekor kenaikan kemiskinan ekstrem dari 5 menjadi 19 daerah. Data tersebut dibenarkan oleh Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin Maimun atau yang biasa disapa Gus Yasin dengan menyebutkan jika Covid-19 dan kenaikan harga sembako menjadi penyebab beurtambahnya kemiskinan tersebut. Adapun target prioritas pengentasan kemiskinan ekstrem di Jawa Tengah yaitu Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara, Kebumen, Wonosobo, Magelang, Boyolali, Klaten, Karanganyar, Sragen, Rembang, Pati, Demak, Kendal, Batang, Pekalongan, Pemalang, Tegal, Brebes. (La Aswan)