Koalisi Kebangsaan Lanjutkan Perjuangan Jokowi Atau Tandingan Koalisi Pengusung Anies Baswedan?

Aldiano Rifki
Aldiano Rifki
Diperbarui 10 April 2023 01:34 WIB
Jakarta, MI - Pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia (UAI), Ujang Komarudin menilai, Koalisi Kebangsaan jika diterbentuk dengan anggota koalisi Partai Gerindra, Golkar, PKB, PAN, dan PPP bakal menjadi tandingan bagi Koalisi Perubahan yang mengusung Anies Baswedan. Menurutnya, koalisi ini juga dibangun untuk melawan parpol yang belum menentukan arah dukungannya, yaitu PDIP. “Koalisi besar ini dibangun untuk melawan Anies Baswedan, sekaligus juga melawan PDI-P,” kata Ujang kepada wartawan, Senin (10/4). Partai pendukung Jokowi, lanjut Ujang, kini terlihat mulai ‘terbelah’. Hal itu terlihat dari absennya PDI-P dalam koalisi manapun. Ia menilai PDI-P memiliki kemungkinan sedang membuat arah politik sendiri di 2024. “Misalkan lihat saja, partai koalisi Jokowi, itu kan ada 7 partai ya, tetapi yang akan membentuk koalisi itu kan ada 5, lalu PDI-P tidak. Bisa jadi membuat aliansi atau poros sendiri. Nasdem pun tidak, lebih memilih bergabung dengan PKS dan Demokrat,” ungkapnya. Selain itu, Ujang menyebut Koalisi Kebangsaan ini dapat menjadi dua indikasi, yaitu melanjutkan perjuangan Presiden Jokowi, dan atau mengalahkan koalisi yang mengusung Anies Baswedan. Terbelahnya parpol pendukung Jokowi itu disebutnya sebagai hal yang biasa dalam dunia politik. Karena menurutnya tidak ada lawan dan kawan abadi dalam dunia politik. “Yang pertama ini Koalisi ini dibentuk terkait dengan koalisi melanjutkan kebijakan Jokowi. Yang kedua, terkait koalisi besar itu biasanya tadi sebagai lawan tanding Koalisi Perubahan yang mengusung Anies, termasuk juga ingin mengalahkan PDI-P,” pungkasnya.