Respons Anies Baswedan Usai Demokrat Cabut Dukungan

Rekha Anstarida
Rekha Anstarida
Diperbarui 2 September 2023 14:56 WIB
Jakarta, MI - Bakal calon presiden (bacapres) Anies Baswedan buka suara perihal dinamika yang terjadi pada Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP), di mana Partai Demokrat memutuskan mencabut dukungan terhadap dirinya. Anies pun meminta seluruh relawan untuk tetap fokus pada tujuan. "Kepada seluruh relawan, mari kita terus konsentrasi pada usaha kita untuk melakukan perubahan. Kita ingin Indonesia yang lebih adil, lebih maju, dan kita fokus di situ. Dinamika yang terjadi saat ini jangan mengganggu konsentrasi kita," kata Anies, Sabtu (2/9). Anies mengatakan akan ada waktu untuk memberikan penjelasan lengkap terkait dinamika yang terjadi pada koalisi. Ia juga meminta para relawan agar ikhlas menghadapi berbagai respons. "Nanti pada waktunya akan ada penjelasan lengkap, sekarang kita fokus untuk melakukan perubahan," ujarnya. "Dan ingat kita harus ikhlas, artinya dipuji tidak terbang dicaci tidak tumbang, kita jalani insya Allah ikhtiar kita akan dimudahkan jalannya," imbuhnya. Lebih lanjut, Anies juga berpesan agar seluruh relawan tetap solid, serta menjaga stamina dan semangat untuk mengarungi perjuangan ke depan. Apalagi masih tersisa beberapa bulan sebelum akhirnya Republik ini menentukan arah tujuan bangsa ke depan "Jaga semangat, terus solid," pungkasnya. Sebelumnya, ramai kabar duet Anies Baswedan dan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin. Demokrat mengatakan duet Anies dan Cak Imin diputuskan secara sepihak oleh Partai NasDem. Kemudian pada Jumat (1/9), Majelis Tinggi Partai Demokrat menggelar rapat di Cikeas, Bogor. Usai rapat itu, Sekretaris Majelis Tinggi Partai Demokrat Andi Mallarangeng menyampaikan bahwa partainya resmi mencabut dukungan ke bacapres dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP), Anies Baswedan. Selain itu, Demokrat juga memutuskan keluar dari koalisi tersebut. “Pertama, Partai Demokrat mencabut dukungan kepada saudara Anies Baswedan sebagai capres di Pilpres 2024,” kata Andi. “Kedua, Partai Demokrat tidak lagi berada di KPP karena telah terjadi pengingkaran terhadap kesepakatan yang dibangun selama ini,” sambungnya.