Ganjar: Ada atau Tidak Ada Debat Antara Cawapres Saya Siap

Dhanis Iswara
Dhanis Iswara
Diperbarui 3 Desember 2023 13:51 WIB
Capres Ganjar Pranowo saat kampanye di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, Minggu (Foto: Antara)
Capres Ganjar Pranowo saat kampanye di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, Minggu (Foto: Antara)

Lombok, MI - Calon Presiden (Capres) nomor urut (3) Ganjar Pranowo pada Pemilu 2024 menegaskan pihaknya siap dengan skenario apa pun, termasuk aturan mengenai ada atau tidak ada debat antar-cawapres.

"Ada atau tidaknya debat antar-cawapres, saya sudah mempersiapkan diri dengan skenario apa pun," kata Ganjar usai bertemu dengan anak-anak milenial dan generasi Z di Restoran Dapoer Sasak, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, Minggu (3/12).

Komisi Pemilihan Umum (KPU) memutuskan untuk menghapus debat khusus cawapres pada Pilpres 2024. Namun, capres dan cawapres diwajibkan ikut lima kali debat yang dijadwalkan oleh KPU.

"Kalau saya sih mau ada atau tidak ada siap untuk skenario apa pun," katanya.

Format debat calon presiden dan calon wakil presiden pada Pilpres 2024 akan berbeda jika dibandingkan dengan pilpres sebelumnya.

Pada pilpres kali ini akan menghadirkan secara bersamaan capres/cawapres dalam lima kali gelaran debat tanpa adanya debat khusus antar-cawapres. 

Selain melakukan kampanye di Pulau Lombok, Ganjar Pranowo berkunjung ke bekas Istana Kesultanan Bima (Museum Asi Mbojo) di Kabupaten Bima.

Dalam kesempatan tersebut, Ganjar meninjau kamar yang pernah digunakan presiden pertama RI Soekarno atau Bung Karno saat berkunjung ke Bima pada tahun 1933 dan 1950.

Selain itu, Ganjar ditemani Wakil Tim Pemenangan Ganjar, T.G.B. Zainul Majdi, menengok berbagai benda pusaka peninggalan kerajaan seperti mahkota kerajaan hingga keris.

"Ini terbuat dari emas, ya, sangat bersejarah," kata Ganjar.

Kunjungannya ke Istana Bima merupakan salah satu rangkaian kegiatan kampanye Ganjar di Indonesia bagian timur. Dalam kampanye politiknya, Ganjar sudah menyerap aspirasi dari warga, tokoh agama, tokoh adat, mahasiswa, hingga kalangan generasi muda.

Ganjar menyebut curahan hati masyarakat akan menjadi fondasi utama dalam menentukan program dan arah kebijakan pemerintah ke depan.

"Ada isu kemiskinan, kesehatan, pendidikan, dan infrastruktur ini yang menjadi perhatian. Tentu di dalamnya ada isu soal perempuan, penyandang disabilitas perlu ada perhatian agar ada kesetaraan," katanya.