Kasultanan Yogyakarta Bukan Dinasti Politik

Aldiano Rifki
Aldiano Rifki
Diperbarui 4 Desember 2023 20:58 WIB
Komunikolog Indonesia, Emrus Sihombing (Foto: MI/An)
Komunikolog Indonesia, Emrus Sihombing (Foto: MI/An)
Jakarta, MI - Komunikolog Indonesia, Emrus Sihombing menilai tidak tepat Kasultanan Yogyakarta disebut sebagai dinasti politik. Sebab, Kasultanan Yogyakarta atas kehendak rakyat di seluruh wilayah kesultanan. 

Hal ini ia katakan merespons Ade Armando menyampaikan kritik kepada para mahasiswa, khususnya BEM Universitas Indonesia (UI) dan Universitas Gajah Mada (UGM), yang menggelar aksi protes terkait politik dinasti. Ade Armando menyebut BEM UI dan BEM UGM ironi lantaran Daerah Istimewa Yogyakarta lah yang sebetulnya mempraktikkan politik dinasti.

"Semua Sultan yang pernah memimpin wilayah kesultanan Yogyakarta selalu melindungi dan mensejahterakan semua warga di sana. Rakyat di sana sangat mencintai Sultannya," ujar Emrus kepada wartawan, Senin (4/12).

"Sebagai contoh, ponakan saya asal Sumatera  memilih dan senang serta bahagia tinggal di Yogyakarta daripada kembali kekampung halaman. Kata ponakan saya, dia sangat bangga menjadi bagian warga di Yogyakarta," sambungnya.

Lain halnya dengan dinasti  politik, kata dia, di mana pemimpinya produk rekayasa politik kekuasaan. Menurutnya, relasi kekuasaan dinasti politik  merupakan tindakan memaksakan estafet kekuasaan agar selalu berada di sekitar keluarga inti dengan merekayasa konstitusi, UU, dan dengan melakukan penyandraan politik kepada kekuatan politik.

"Termasuk ke partai politik, agar semua kekuatan politik senantiasa mendukung penuh supaya kekuasaan ada di sekitar keluarga inti. Kepemiluan dijadikan sebagai topeng legitimasi kekuasaan agar tampak seperti berdemokrasi," tandasnya.

Ade Armando Minta Maaf

Ade Armando yang juga caleg PSI akhirnya minta maaf atas konten yang terakhir ia unggah seandainya menyinggung rakyat DIY. “Melalui video ini saya meminta maaf sebesar-besarnya seandainya telah menimbulkan ketersinggungan dan kegaduhan di Yogyakarta.” katanya.

Ade juga mendengar bahwa DPW PSI Yogyakarta akan digeruduk dan ada aksi penangkapan dirinya. “Saya harus clearkan yang saya sampaikan di video tersebut adalah pandangan saya, sikap politik saya bukan DPP PSI dan DPW PSI Yogyakarta,” tukasnya.