Gara-gara Pertanyaan Anies di Debat Capres, Prabowo Susah Tidur

Dhanis Iswara
Dhanis Iswara
Diperbarui 18 Desember 2023 07:32 WIB
Anies Baswedan (kiri) dan Prabowo Subianto (kanan) saat debat capres tahap pertama (Foto: MI/Dhanis)
Anies Baswedan (kiri) dan Prabowo Subianto (kanan) saat debat capres tahap pertama (Foto: MI/Dhanis)

Jakarta, MI - Pengamat Politik Citra Institute Efriza, menilai pernyataan "ndasmu etik" yang dilontarkan oleh capres nomor urut 2 Prabowo Subianto masih sangat membekas atas pertanyaan dari capres nomor urut 1 Anies Baswedan saat debat capres tahap pertama (12/12).

"Sepertinya masih membekas dihati dan pikiran Prabowo, memungkinkan jika menggunakan bahasa sarkas. Ia susah tidur akibat pertanyaan Anies dalam sesi tanya jawab," kata Efriza saat dihubungi Monitorindonesia.com, Senin (18/12).

Menurut Efriza, bahasa yang diucapkan Prabowo itu bisa menjadi bahasa yang kasar jika ditunjukkan dalam suasana yang tidak baik. Terlebih Anies menurut Prabowo bukanlah sosok yang konsisten dalam memegang janji. 

"Ndasmu Etik tentu bahasa Jawa kasar. Meski bisa juga digunakan bercanda, hanya konteksnya ketika bercanda dalam komunikasi antar sahabat dan suasana santai," ujarnya. 

"Namun jika disimak keseluruhan ada rasa kesal dalam narasi yang disampaikan dengan sinis terhadap Anies, seperti Anies adalah sosok tidak konsisten karena menghina Jokowi," tambahnya. 

Oleh karena itu, Efriza menilai, Prabowo mengungkapkan rasa kekesalannya kepada Anies dihadapan kader partai Gerindra saat Rakornas kemarin, karena menggunakan bahasa yang membawa-bawa wilayah perasaan pribadi. 

"Sehingga bahasa itu bentuk kejengkelan terhadap pertanyaan dan bahasa yang digunakan oleh Anies di debat capres pertama. Yang kemudian dijadikan narasi pidatonya di hadapan kader-kadernya," pungkasnya. (DI)