Audit Forensik Sirekap Kewajiban yang Mutlak

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 24 Februari 2024 00:02 WIB
Sirekap KPU RI (Foto: MI/Aswan)
Sirekap KPU RI (Foto: MI/Aswan)

Jakarta, MI - Pakar telematika, Roy Suryo menegaskan bahwa audit forensik atas Sistem Informasi Rekapitulasi (Sirekap) dan audit investigatif Komisi Pemilihan Umum (KPU) adalah kewajiban yaang mutlak dilakukan oleh auditor independen menyusul adanya dugaan kecurangan dalam Pilpres 2024.  

Roy mengatakan, audit forensik Sirekap harus dari auditor independen dan bukan dilaksanakan oleh sepihak sebagaimana disebut-sebut oleh KPU selama ini. 

“Audit forensik IT Sirekap dan audit investigatif KPU ini sudah merupakan kewajiban yang mutlak, harus dilaksanakan oleh auditor yang independen, bukan sepihak sebagaimana yang disebut-sebut oleh KPU selama ini,” ujar Roy, Jum'at (23/2).  

Kata dia, Sirekap merupakan aplikasi teknologi informasi yang digunakan KPU sebagai alat untuk mempublikasikan hasil penghitungan suara, serta proses rekapitulasi hasil penghitungan suara dalam pemilihan umum (pemilu) tahun ini. 

"Mendesak dan tidak perlu ditunda-tunda untuk dilaksanakan audit forensik lantaran Sirekap diklaim sabotase atau dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu".

Menurutnya, hasil audit forensik dan investigatif bisa menjadi bukti adanya kecurangan yang terstruktur, sistematis, dan masif. Sekaligus bahan untuk hak angket secara politik. 

“Kepentingan audit ini yang sudah sangat mendesak dan tidak mungkin ditunda-tunda lagi. Sangat disayangkan dan tidak ternilai bahwa Pemilu 2024 ini harus menjadi korban dari kejahatan oknum-oknum yang memanfaatkan teknologi,” ungkapnya.

Hari-hari ini desakan untuk audit forensik IT KPU bagi Sirekap sudah mewarnai hampir semua pemberitaan, terutama setelah ditengarai munculnya berbagai fenomena aneh dan tidak masuk akal dari hasil pemanfaatan teknologi informasi yang seharusnya canggih dan mempermudah perhitungan hasil Pemilu tersebut.

"Bukan malah sebaliknya menjadikan perhitungan suara rungkat, lambat dan sama sekali tidak akurat,” tandas Roy Suryo.