Mulai Bentuk Pemerintahan, Prabowo Cari Sosok Dirjen Pajak

Reina Laura
Reina Laura
Diperbarui 5 Maret 2024 13:05 WIB
Capres Nomor Urut 2 Prabowo Subianto [Foto: MI/Dhanis]
Capres Nomor Urut 2 Prabowo Subianto [Foto: MI/Dhanis]

Jakarta, MI - Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto meminta masukan dari Menteri BUMN Erick Thohir, dan mantan Menteri Keuangan 2013-2014 Chatib Basri untuk mencari sosok, yang cocok sebagai direktur jenderal (dirjen) Kementerian Keuangan (Kemenkeu).

Mulanya, Prabowo bercerita soal tax ratio Indonesia yang bisa ditingkatkan 16% dari saat ini 10%. Ia membandingkan dengan tax ratio negara tetangga, yang berada di level 16 persen, capaian itu diperoleh Thailand, Malaysia, Vietnam, hingga Kamboja. 

Jika terpilih menjadi presiden 2024-2029, Prabowo menegaskan akan menggenjot tax ratio Indonesia.

“Pak Erick, Pak Darmawan Junaidi (Direktur Utama Bank Mandiri) Pak Chatib, mohon memberikan saran kepada saya siapa yang kira-kira bisa dijadikan dirjen pajak," kata Prabowo dalam acara Mandiri Investment Forum di Jakarta, Selasa (5/3).

Prabowo mengatakan pemerintah akan meningkatkan rasio pajak hingga 16%, dari saat ini sebesar 10% yang masih rendah dibandingkan negara-negara lain.

“Jadi mohon berikan masukan, bukan berarti kita menaikkan pajak, tetapi kita perlu memperluas basis perpajakan atau jumlah wajib pajak,” jelasnya.

Rasio pajak, merupakan perbandingan atau persentase penerimaan pajak terhadap produk domestik bruto (PDB). Sebagai perbandingan, lanjut Prabowo, saat ini rasio perpajakan Thailand dan Malaysia di atas 16%, sedangkan Vietnam dan Kamboja sekitar 16%-18%. 

Menurut Prabowo masih ada pendekatan, yang bisa dilakukan untuk bisa meningkatkan rasio pajak.

“Saya pikir ini bisa dilakukan, dari 10% menjadi 16% seperti di Thailand, maka kenaikan 6% dari US$ 1.500 miliar (Rp 23.000 triliun) PDB ini menjadi angka signifikan, ini mencapai US$ 90 miliar (Rp 1.400 triliun),” tandasnya.