Anies Kepedean Seolah Tak Butuh Partai, Padahal...

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 10 Agustus 2024 2 jam yang lalu
Anies Baswedan menunjukkan jari yang telah dicelup tinta usai melakukan pencoblosan Pemilu 2024 di TPS 60, Lebak Bulus, Jakarta, Rabu (14/2/2024).
Anies Baswedan menunjukkan jari yang telah dicelup tinta usai melakukan pencoblosan Pemilu 2024 di TPS 60, Lebak Bulus, Jakarta, Rabu (14/2/2024).

Jakarta, MI - Ketua Umum Lingkar Nusantara (Lisan) Hendarsam Marantoko menilai Anies Baswedan kelewat percaya diri dengan popularitasnya. Padahal, Anies semestinya lebih percaya diri maju sebagai calon gubernur (cagub) Jakarta melalui jalur independen atau perseorangan. 

"Anies sebegitu percaya diri dengan popularitasnya, seolah tak membutuhkan partai. Bahkan paradigmanya terbalik, partailah yang butuh Anies. Jika seperti itu, harusnya Anies percaya diri maju dari jalur independen," kata Hendarsam, Sabtu (10/8/2024).

Menurut Hendarsam, parpol masih memiliki banyak kader yang memiliki kapabilitas untuk menjadi kepala daerah, kader berkualitas, dan eligible. 

BACA JUGA: Payah! Anies Dianggap Tak Mampu Bawa Koalisi

Sehingga, partai politik seharusnya tidak butuh Anies hanya untuk menang. Pun dia memandang semestinya parpol berani mengorbitkan kadernya sendiri atau setidaknya mendukung kader dari partai lain. Hal tersebut, kata dia, jauh lebih bernilai daripada mengusung individu tanpa identitas.

"Jangan biarkan ada elite yang merasa lebih besar dari partai, Anies tidak memerlukan partai dan partai juga tidak memerlukan Anies, biarkan ia berlaga dengan caranya sendiri," jelasnya.

"Itu penting untuk menguji kualitas demokrasi kita. Ini saat yang tepat untuk kita kembalikan ideologi dan identitas politik lebih bernilai dari sekadar popularitas," sambungnya.

BACA JUGA: PKS Tegaskan Duet Anies-Sohibul di Pilkada Jakarta Sudah Expired

Dia menambahkan, bahwa Indonesia memerlukan parpol yang bisa berperan sebagai pilar demokrasi berkualitas. "Ini saatnya kita kembalikan lagi peran partai politik sebagai pilar demokrasi berkualitas. Tanpa gimik, dan tanpa jebakan popularitas," tandasnya. (an)