Anggota DPR Aboe Bakar Singgung Keberadaan KPK, Pengamat Curiga: Sedang Terjerat Kasus atau Tak Sejalan dengan Agenda Prabowo?

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 14 November 2024 09:05 WIB
Direktur Rumah Politik Indonesia (RPI) Fernando Emas (Foto: Dok MI)
Direktur Rumah Politik Indonesia (RPI) Fernando Emas (Foto: Dok MI)

Jakarta, MI - Direktur Rumah Politik Indonesia (RPI) Fernando Emas, berharap pernyataan Presiden Prabowo Subianto akan memberantas korupsi dan tidak takut benar-benar dibuktikan tanpa tebang pilih.

Keseriusan Prabowo terkait dengan pemberantasan korupsi salah satunya dengan memperkuat lembaga penegak hukum termasuk Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Hal itu dikatakannya merespons anggota Komisi III DPR RI dari Fraksi PKS, Habib Aboe Bakar Al Habsyi yang menyinggung keberadaan KPK saat rapat kerja antara Komisi III DPR RI dengan Jaksa Agung ST Burhanuddin, di Kompleks Parlemen, Jakarta Pusat, Rabu (13/11/2024) kemarin.

Habib Aboe mengatakan Polri dan Kejaksaan Agung (Kejagung) yang berkelas sudah cukup untuk melakukan penegakan hukum. 

Fernando menegaskan bahwa saat ini KPK masih sangat dibutuhkan memberantas korupsi di Indonesia yang masih banyak terjadi saat lini.

"Sehingga patut dicurigai anggota DPR RI yang menganggap KPK sudah tidak diperlukan lagi. Ada apa dengan yang bersangkutan? Apakah sedang terjerat kasus yang saat ini di KPK atau memang tidak sejalan dengan agenda Prabowo Subianto memberantas korupsi?," tanya Fernando Emas saat berbincang dengan Monitorindonesia.com, Kamis (14/11/2024) pagi.

Atas hal demikian, Fernando yang juga praktisi hukum mendesak PKS memanggil Aboe untuk mengklarifikasi.

"Pimpinan PKS seharusnya memanggil yang bersangkutan untuk dilakukan klarifikasi untuk menjaga tetap sejalan dengan Prabowo dalam memberantas korupsi," tandasnya.

Adapun Aboe dalam rapat kemarin awalnya mengapresiasi kinerja Kejaksaan Agung dan Kepolisian. Khusus Kejagung, Sekjen PKS itu menilai Kejagung telah sukses besar dalam mengungkap sejumlah kasus korupsi bernilai fantastis.

Lewat situ kemudian, Aboe mempertanyakan kinerja Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). "Saya enggak panjang-panjang semoga kerja adhyaksa ke depan akan lebih berkelas lagi, saya lihat kalau Polri sudah berkelas, Jaksa sudah berkelas, udah lah cukup KPK kenapa ada lagi sih," kata Aboe.

Apresiasi terutama terkait keberhasilan Kejagung mengungkap kasus eks pejabat MA Zarof Ricar yang turut jadi tersangka kasus vonis bebas Ronald Tannur.

Terkait soal Zarof, Aboe memberikan catatan agar Kejagung menelusuri asal-usul temuan uang hampir Rp1 triliun. Menurutnya, jika eks Hakim MA itu mendapatkan banyak uang artinya banyak pihak pula yang terlibat kasus tersebut.

"Apakah akan dilakukan pengembangan terhadap perkara tersebut pak itu, apakah Kejagung sudah mengetahui uang sebanyak itu untuk apa aja ya, kalau nilainya sebesar itu tentunya banyak perkara yang sudah dibantu hamba allah si ZR itu dan tentunya  juga banyak pihak yang terlibat," jelasnya.

"Apakah Kejagung sudah melakukan pendalaman terhadap hal ini," imbuhnya.

Topik:

DPR KPK Anggota DPR Aboe Bakar