Jokowi Tak Cawe-cawe? Tapi Prabowo Ngaku Sudah 'Disiapkan', Pengamat Sindir Kualitas Hakim MK

Tim Redaksi
Tim Redaksi
Diperbarui 2 Mei 2024 12:22 WIB
Joko Widodo (kiri) dan Prabowo Subianto (kanan) (Foto: Dok MI Repro Instagram)
Joko Widodo (kiri) dan Prabowo Subianto (kanan) (Foto: Dok MI Repro Instagram)

Jakarta, MI - Pengamat politik, Henri Subiakto menegaskan bahwa Presiden Joko Widodo alias Jokowi telah mempertahankan netralitasnya tanpa melakukan intervensi atau cawe-cawe dalam proses politik pada pemilihan presiden (Pilpres) 2024.

Bahkan, dalam pandangannya, Henri menekankan bahwa Jokowi tidak terbukti menggunakan kekuasaannya untuk memenangkan salah satu kandidat, sebagaimana yang dinyatakan oleh para hakim konstitusi dalam putusan terbaru di Mahkamah Konstitusi (MK).

"Jokowi itu tidak terbukti menggunakan kekuasaannya untuk memenangkan 02. Itu keyakinan para hakim konstitusi yang digunakan sebagai dasar untuk memutuskan perkara minggu lalu di MK," katanya dalam cuitannya di X (Twitter) dikutip Monitorindonesia.com, Kamis (2/5/2024).

Keyakinan hakim konstitusi, menurut dia, menjadi dasar penting dalam memutuskan perkara politik yang kompleks. Kendati demikian, Henri mencatat sebuah fakta menarik yang diungkapkan oleh Prabowo Subianto dalam pidatonya belakangan ini.

Prabowo presiden terpilih mengakui bahwa dirinya telah dipersiapkan dengan sungguh-sungguh oleh Presiden Jokowi untuk menjadi pengganti. "Anehnya pak Prabowo dalam pidatonya ini, malah mengakui bahwa dirinya itu sudah dipersiapkan secara sungguh sungguh oleh Presiden Jokowi untuk menjadi pengganti," lanjutnya.

Menurutnya, hal ini menunjukkan bahwa Jokowi memiliki peran yang cukup signifikan dalam dinamika politik pasca-Pilpres 2019. "Dalam pidatonya, Prabowo bahkan menjelaskan bahwa Jokowi merupakan sosok yang sangat teliti dalam persiapannya. Dan presiden Jokowi menurut pak Prabowo adalah orang yang sangat teliti".

Henri berpandangan bahwa pernyataan ini memunculkan pertanyaan baru mengenai keterlibatan Jokowi dalam politik pasca-Pilpres. "Dalam hal ini saya lebih percaya dengan apa yang disampaikan pak Prabowo itu adalah pernyataan yang jujur, tidak bohong," jelasnya.

Meskipun Henri menyatakan lebih percaya pada apa yang disampaikan oleh Prabowo, ia juga menegaskan pentingnya para hakim konstitusi sebagai penentu dalam kasus-kasus politik yang kompleks. "Kalau kemudian para hakim MK berbeda pemahaman atau berbeda pandangan dengan yang disampaikan pak Prabowo, ya itulah kualitas para Hakim Konstitusi kita yang sangat mulia," bebernya.

Dia pun menekankan pentingnya menerima realitas putusan MK, meskipun hal tersebut mungkin tidak selalu sejalan dengan pandangan para pihak. Bahkan dengan blak-blakan, Henri mengingatkan bahwa semua pihak harus menerima apa adanya, dan fakta-fakta yang terungkap dari dunia hukum Indonesia menjadi cerminan dari kualitas sistem peradilan di negara ini.

"Itulah fakta yang nampak dari dunia hukum Indonesia tercinta. Semua harus kita terima apa adanya," demikian Henri Subiakto, Guru Besar Universitas Airlangga itu.

Penjelasan TKN
Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Silfester Matutina menyebut, Jokowi hanya ingin Prabowo bisa dipersiapkan sebagai penerusnya dalam memimpin Indonesia. 

Ini dilakukan karena Indonesia sedang menghadapi situasi global yang tidak menentu. "Maksudnya Pak Prabowo itu memang Pak Jokowi waktu itu bersama kami juga menginginkan ada penerus beliau yang benar-benar induk, kita ini, situasinya saat ini kan menghadapi situasi Global yang tidak menentu," kata Silfester, Rabu (1/5/2024).

Apalagi Indonesia akan mendapatkan bonus demografi yang besar. Oleh karena itu, Indonesia membutuhkan pemimpin yang kuat untuk bisa membawa bangsa yang maju.

"Bangsa yang maju bukan negara yang gagal makanya Pak Jokowi intinya melihat Pak Prabowo lah sosok yang ideal di situ dan juga Pak Prabowo juga selama ini kan sudah kerjasama dengan Pak Jokowi," katanya.

"Beliau lebih tahu karena sering berdiskusi kan jadi antara Pak Jokowi dan Pak Prabowo itu tahu bahwa Indonesia ini kedepannya harus bagaimana, kita membawa Indonesia ini menjadi negara maju," sambung Silfester.

Sehingga, Jokowi mengakui bahwa Prabowo merupakan sosok pemimpin yang tepat meneruskan pembangunan bangsa. Sebab, Prabowo merupakan pemimpin yang tidak dipengaruhi pemilik partai.

"Karena memang maunya Pak Jokowi benar-benar sosok yang kuat sosok yang tidak dibawa pengaruh pemilik partai tidak dibawa pengaruh politisi jahat dan juga pengusaha hitam atau pengaruh dari negara-negara ASEAN sosok itu ada di Prabowo," tandas Silfester. (wan)