Sosok Polwan Tangguh Kompol Rosana Albertina Labobar Tempuh Medan Ekstrem Susuri Ladang Ganja

Reina Laura
Reina Laura
Diperbarui 12 Maret 2021 08:57 WIB
MonitorIndonesia.com - Sosok Kompol Rosana Albertina Labobar menjadi perhatian publik ketika ikut dalam perjalanan keladang ganja di Desa Banjar Lancat, Penyabungan Timur, Mandailing Natal, Sumatera Utara pada Kamis (25/2/2021) lalu. Pasalnya, ia menjadi Polisi Wanita satu-satunya yang berjuang menaiki terjalnya bukit menuju ladang ganja yang cukup ekstrem. Sehingga untuk ikut dalam perjalanan menuju ladang ganja seluas 12 hektar butuh fisik dan mental yang kuat. Wanita yang akrab disapa Ocha ini mengaku tidak memiliki persiapan khusus sebelum menuju ke ladang ganja. Semua serba dadakan karena dua hari sebelum keberangkatan menuju ladang ganja ia baru dapat informasi pemilik ladang ditangkap. Ia ikut tanpa paksaan dari pimpinan, tapi Ocha mengajukan diri ingin ikut ke ladang ganja di sana. "Ngga ada. Iya ini kan dadakan jadi ketika satu hari sebelumnya itu kan ditangkap kan tersangka itu, kemudian besoknya itu tim aju (tim Kanit 2 AKP Hasoloan Situmorang) berangkat ke sana dan betul ada ladang ganja itu dan besoknya baru kami naik. Jadi ngga ada persiapan sama sekali," kata Ocha Kamis (11/3/2021). Pada Rabu (24/2/2021) pagi Kompol Ocha bersama Kasat Narkoba Polres Metro Jakarta Barat AKBP Ronaldo Maradona Siregar terbang menuju Mandailing Natal. Tapi pesawat yang dinaikinya tidak bisa langsung turun di kota tujuan karena tidak ada Bandara di sana. Ocha bersama rombongan ini turun di bandara Silangit, Sumatera Utara karena bandara ini menjadi jarak yang lebih dekat menuju kota Mandailing Natal. Dari bandara Silangit rombongan langsung bergerak ke Mandailing Natal dengan waktu tempuh sekitar 6 sampai 7 jam. "Kita sampai di bandara Silangit itu jam 08.30 WIB atau jam 09.00 WIB, langsung ke tempat peristirahatan di Mandailing Natal. Sore kita sampai langsung istirahat karena pada Kamis itu kita harus bangun jam 04.00 WIB," tutur Ocha. Dengan membawa pakaian apa adanya, menggunakan sepatu karet yang biasa digunakan petani sana untuk naik bukit. Sepatu karet itu sangat membantu dalam perjalanan menuju ladang ganja. "Setelah apel pagi di Polres Mandailing Natal, tim berangkat melewati dari desa ke desa. Itu sekitar 2 jaman kita sampai di Desa Huta Tinggi. Kemudian di sana kita ganti mobil Off Road karena mobil biasa ga bisa melintas," ucapnya. Dari Desa Huta Tinggi ke Desa Banjar Lancat, kurang lebih sekitar 30 menit dengan jalan sebelah kiri tepi jurang dan kanan tebing tinggi. Perjalanan ke Desa Banjar Lancat, mobil yang ditunggangi Kompol Ocha hampir jatuh ke jurang, beruntung sopir bisa banting setir hingga akhirnya tabrak tebing. "Pada saat jalan lagi, karena kita mobil terakhir gardannya pecah. Kemudian kita harus jalan kaki kurang lebih 3 Km jalan kaki karena mobil itu yang terakhir jadi yang di depan tidak monitoring bahwa mobil kami itu mogok kan," ujar Ocha. Akibat tidak ada alat komunikasi lantaran sinyal telepon seluler hilang total, Ocha dan beberapa orang di mobil itu harus berjalan kaki membawa logistik atau persediaan untuk menaiki bukit ladang ganja. Tapi kata dia, kendala itu bukan menjadi penghalang dirinya untuk menunda naik ke atas bukit ladang ganja. "Itu kendala pertama sih tapi pada saat naik ke atas gunung itu ke ladang ganja itu puji Tuhan ngga ada kendala sih," ucapnya. (Fanss)

Topik:

Rosana Albertina Labobar ganja polwan mandailing