Seruan Terbuka untuk Bupati Simalungun dan Gubernur Sumut soal Banjir di Parapat

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 18 Maret 2025 15:00 WIB
Mangaliat Simarmata, Pemerhati Lingkungan Hidup dan Pariwisata (Foto: Dok MI)
Mangaliat Simarmata, Pemerhati Lingkungan Hidup dan Pariwisata (Foto: Dok MI)

Jakarta, MI - Mangaliat Simarmata, pemerhati lingkungan hidup dan pariwisata menegaskan, publik bahkan dunia internasional telah mengetahui bahwa Parapat adalah salah satu kota pariwisata di kawasan Danau Toba seperti kota di atas bukit. Namun sayangnya, banjir terus melanda di daerah itu.

"Hallo Pak Bupati Simalungun dan Gubernur Sumatra Utara (Sumut). Kita, publik sudah tahu bahkan dunia internasional tahu bahwa Parapat adalah salah satu kota pariwisata di kawasan Danau Toba semacam kota di atas bukit," seru Mangaliat, Selasa (18/3/2025).

"Parapat banjir melulu dan longsor sudah berulang-ulang terjadi padahal Parapat-nya adalah juga merupakan salah satu pintu gerbang ke kawasan Danau Toba dan jalan lintas antar kabupaten di kawasan Danau Toba," timpalnya.

Bahkan, lanjut Mangaliat, jalan lintas antar Provinsi Sumatra-Jawa yang juga merupakan salah satu geosite dari Toba Cadera Unesco Global Geopark, tentu sebagai akibat dari banjir tersebut telah menimbulkan dampak yang sangat luas untuk masyarakat setempat dari berbagai aspek, terganggunya para wisatawan, terganggunya transportasi antar kabupaten dan antar Provinsi dan lain-lain.

"Tidak bisa dimungkiri dengan berulang-ulangnya terjadi banjir dan longsor tersebut adalah tentu berkaitan erat dengan masalah lingkungan hidup di seputaran perbukitan, hutan Parapat-nya," jelasnya.

Pertanyaan mendasar dan pokok adalah bagaimana perhatian Bupati Simalungun dan Gubernur Sumut untuk menyikapi kejadian ini agar tidak terulang kembali? Hal ini juga erat kaitannya dengan kawasan Danau Toba sebagai KSPN dan Geopark Internasional.

"Kami harap segera disikapi dan diatasi akar penyebab banjir dan longsornya dan semoga tidak seperti tata pemerintahan sebelumnya dikala kejadian berbagai instansi pemerintah rame-rame kunjungan lapangan alias seperti pemadam kebakaran akan tetapi hingga kini akar penyebabnya belum diatasi dengan baik," harapnya.

Diberitakan banjir bandang terjadi di Kelurahan Parapat Kecamatan Girsang Sipangan Bolon, Kabupaten Simalungun, Minggu, 16 Maret 2025 sore hari disebabkan curah hujan dengan intensitas tinggi dan ekstrem. Hal itu menyebabkan meluapnya Sungai Batu Gagah dan Sosor Sabah.

Dari peristiwa itu tidak ada korban jiwa, namun akibat banjir bandang tersebut air masuk ke rumah penduduk dan pertokoan yang ada di Kota Parapat. Selain itu banyak ternak masyarakat yang turut hanyut. Untuk sementara, rumah yang terdampak banjir sebanyak 50 unit

Sementara Bupati Simalungun Anton Achmad Saragih telah melakukan tindakan gerak cepat guna menangani banjir bandang yang melanda kota Parapat itu.

Pun Anton telah memerintahkan instansi terkait untuk segera turun ke lokasi pascabanjir yang terjadi di Kota Parapat guna untuk membersihkan material banjir yang melanda kota wisata itu.

Topik:

Parapat Banjir Danau Toba Gubernur Sumatra Utara Mangaliat Simarmata Pemerhati Lingkungan Hidup dan Pariwisata