Bocah 7 Tahun dan Aksi Jalan Kaki Toba-Jakarta  

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 16 Juni 2021 22:59 WIB
Monitorindonesia.com - Eleazer Partonggolan Simorangkir masih berusia 7 tahun 10 bulan. Di usia demikian, Eleazer yang biasa dipanggil Bumi, idealnya adalah seorang siswa yang baru naik kelas dua sekolah dasar. Bermain dan berinteraksi dengan sebaya, seharusnya itulah dunia Bumi. Namun nyatanya, saat ini ia berada dalam komunitas orang dewasa. Bocah ini menjadi saksi sekaligus peserta aksi Jalan Kaki Toba-Jakarta Tutup TPL. Ketika rombongan aksi tiba di Desa Hutaimbaru, Kecamatan Sipirok, Tapanuli Selatan, Bumi yang membentangkan Bendera Merah Putih di punggungnya, sontak langkahnya terhenti. Ia lama berdiri sambil melihat plang sebuah sekolah dasar. Entah apa yang muncul di pikiran Bumi setelah membaca tulisan di plang itu. Mungkin dia girang sebab teringat masa sekolah dan teman-temannya. Atau justru pikirannya menjadi bergumul sebab awal Juli tahun ajaran baru sudah mulai, sedangkan aksi jalan kaki sang ayah beserta aktivis itu tak mungkin tuntas dalam sebulan. Togu P Simorangkir, ayah Bumi, menghentikan langkah melihat sang anak mematung. Ia mengerti kegundahan hati Bumi. Ia bahkan mengabadikan gambar Bumi di depan plang sekolah dasar itu. Sebagai peguat literasi, Togu tahu bagaimana menangani pendidikan Bumi. #Tutup TPL #Aksi Jalan Kaki Toba-Jakarta Di akun medsosnya, Togu menggunggah gambar dan menuliskan pesan bagi Bumi: “Teruslah melangkah anakku. Kau akan belajar banyak dalam perjalanan ini. Aku iri padamu. Di usiamu yang akan 8 tahun bulan depan, kau sudah punya pengalaman yang menggembirakan ini. Teruslah melangkah anakku. Perjalanan ini akan menjadi guru sejati bagimu anakku. Eleazer Partonggolan Simorangkir (Bumi), jadilah Manusia Petarung.” Perjalanan menuju Istana Negara pun mereka lanjutkan. Dengan Merah Putih terhampar di punggung, bapak dan anak ini bertekad menjumpai langsung Presiden Joko Widodo. Bersama Anita Hutagalung, Irwandi Sirait, dan 11 orang tim logistic, mereka mengusung pesan besar dari seruluh masyarakat Tapanuli: Tutup PT Toba Pulp Lestari, Selamatkan Rakyat, Selamatkan Danau Toba! (jay Nainggolan). #Tutup TPL #Aksi Jalan Kaki Toba-Jakarta Profil Togu Simorangkir Togu Simorangkir yang lahir di Silulu, Simalungun, Sumatera Utara, 26 November 1976 adalah aktivis lingkungan dan pegiat literasi. Ia dikenal dengan berbagai ide-ide kreatif dan aksi "gila" dalam penggalangan dana untuk kegiatan-kegiatan sosial yang ia lakukan. Togu yang juga pendiri Yayasan Alusi Tao Toba, dua kali berenang di Danau Toba sejauh 9 km dan 15 km untuk menggalang dana bagi pengadaan kapal belajar di Danau Toba. Ia juga berjalan kaki sejauh 305,65 km mengelilingi Danau Toba, melewati tujuh kabupaten untuk menggalang dana bagi biaya operasional Rumah Belajar dan Kapal Belajar yang dikelola oleh Yayasan Alusi Tao Toba. Kepedulian Cicit Raja Sisingamangaraja XII ini terhadap pendidikan dan lingkungan mengantarkannya terpilih sebagai salah satu Kick Andy Heroes pada tahun 2019. Togu menyelesaikan pendidikan di SDN 3 Desa Serapuh (1983-1989), kemudian SMP Methodist Pematang Siantar (1989-1991), dan SMA Negeri 3 Pematang Siantar (1991-1994). Dia lalu kuliah di Fakultas Biologi, Universitas Nasional, Jakarta (1994-1999). Tahun 2002, saat menjadi relawan di Yayasan Orangutan Indonesia (Yayorin), ia mendapatkan beasiswa pascasarjana di Oxford Brookes University, Inggris jurusan Primate Conservation (2002-2002). Tahun 2010, saat menjabat sebagai Direktur Yayasan Orangutan Indonesia di Kalimantan, Togu terpanggil pulang kampung. Ia mendirikan Yayasan Alusi Tao Toba, di bidang pendidikan dan lingkungan hidup untuk kelestarian Danau Toba. (Wikipedia) #Tutup TPL #Aksi Jalan Kaki Toba-Jakarta #Bocah 7 Tahun-Aksi Jalan Kaki Toba-Jakarta

Topik:

Tutup TPL Aksi Jalan Kaki Toba-Jakarta Bocah 7 Tahun