Pertama Kali: Thailand Mencampur Dosis Vaksin Sinovac dan AstraZeneca

Aldiano Rifki
Aldiano Rifki
Diperbarui 12 Juli 2021 19:59 WIB
Bangkok, Monitorindonesia.com - Thailand akan menggunakan vaksin AstraZeneca sebagai dosis kedua vaksin Covid-19 bagi warga yang telah disuntik dosis pertama dengan vaksin Sinovac untuk meningkatkam proteksi, demikian diungkapkan pada Senin (12/07/2021). Gerakan ini pertama kali diumumkan dengan mencampurkan dan mencocokkan vaksin yang berasal dari Cina dan vaksin yang dikembangkan oleh negara barat seiring dengan penilitian awal Thailand menimbulkan keraguan proteksi jangka panjang dari dua dosis vaksin Sinovac. "Ini untuk meningkatkan proteksi terhadap Covid-19 varian Delta dan membangun imunitas tinggi terhadap penyakit," Menteri Kesehatan Anutin Charnvirakul menuturkan kepasda pewarta berita. Dia menambahkan dosis kedua dengan AstraZeneca akan dilakukan setelah tiga atau empat minggu penyuntikan dosis pertama vaksin Sinovac. Belum ada penelitian khusus terkait pencampuran penggunaan vaksin Sincovac dan AstraZeneca tetapi beberapa negara sedang mencoba mencampur dan mencocokkan vaksin yang berbeda atau memberikan dosis pendukung yang ketiga ditengah kekhawatiran varian yang baru dan lebih cepat menular. Pengumuman ini muncul sehari setelah menteri kesehatan Thailand mengatakan bahwa 618 pekerja medis dari 677.348 orang anggota telah menerima vaksin dosis kedua Sinovac telah teerinfeksi Covid-19 dari April sampai Juli. Satu orang perawat meninggal. Thailand saat ini merencanakan pemberian vaksin pendukung dengan vaksin mRNA yang diimpor khusus untuk para petugas garda terdepan yang sebelumnya telah disuntik vaksin impor Sinovac sebelum vaksin AstraZeneca yang diproduksi lokal berlaku pada bulan Juni. Sebuah penelitian awal Thailand menemukan bahwa dari 700 petugas medis terindikasi dengan proteksi vaksin Sinovac memiliki antibodi dengan level antara 60% dan 70% selama 60 hari pertama setelah dosis yang kedua, tetapi rata-rata tersebut perlahan menurun seiring berjalannya waktu dan terbagi dua setiap 40 hari. "Dari penilitian tersebut, jika para petugas medis kita telah disuntik dosis kedua Sinovac, mereka tentunya akan menerima dosis pendukung yang ketiga," Sira Nanthapisal, seorang peneliti di Thammasat University, fakultas medis mengungkapkan kepada tim Reuters. Para peneliti belum merilis keseluruhan data penelitian mereka. "Mereka bisa melakukan hal itu baik antara AstraZeneca arau Pfizer ketika sudah tiba dan kita akan melanjutkan memantau antibodi mereka," ungkap Sira. Perwakilan dari AstraZeneca menolak untuk memberikan pendapat atas keputusan Thailand, hanya mengatakan bahwa aturan program vaksinasi itu masalah masing-masing negara. Sinovac tidak menjawab permintaan untuk berpendapat akan hal ini pada Senin (12/07/2021). Bulan lalu juru bicara Sinovac Liu Peicheng mengatakan kepada Reuters bahwa hasil awal dari sampel darah dari yang sudah divaksin menunjukkan tiga kali lipat pengurangan efek netralisasi terhadap Covid-19 varian Delta dan menyarankan adanya penyuntikan vaksin dosis ketiga bisa menimbulkan rekasi antibodi yang lebih tahan lama. Thailand mengimplementasikan aturan pembatasan Covis-19 paling ketat di Bangkok dan beberapa daerah provinsi sejak Senin (12/07/2021) selama lebih dari setahun di tengah gelombang peningkatan yang cepat denga jumlah kasus hampir 10.000 per hari termasuk kasus kematian. Aturan tersebut awalnya hanya selama dua minggu termasuk larangan terhadap semua penerbangan, bus, batas jam malam, penutupan mall dan batasan maksimal 5 orang dalam satu perkumpulan. Secara keseluruhan di antara total kasus  345.027 yang terkonfirmasi terdapat 2.791 kasus kematian sejak April setelah hampir setahun dapat mengontrol penyebaran virus tetapi adanya perlambatan penyebaran vaksinasi massal yang baru dimulai bulan lalu.[Yohana RJ]

Topik:

Pertama Kali Thailand Mencampur Dosis Vaksin Sinovac dan AstraZeneca