Banjir Turki, 77 Tewas, 47 Hilang

Aldiano Rifki
Aldiano Rifki
Diperbarui 17 Agustus 2021 06:00 WIB
Laut Hitam, Monitorindonesia.com - Sedikitnya 77 orang tewas dan petugas darurat terus mencari 47 orang lainnya yang hilang setelah banjir bandang melanda provinsi Laut Hitam Turki, kata pihak berwenang. Banjir minggu lalu membawa kekacauan ketika banjir bandang melemparkan puluhan mobil dan tumpukan puing di sepanjang jalan, menghancurkan bangunan dan jembatan, menutup jalan dan merusak infrastruktur listrik. Sedikitnya 62 orang tewas akibat banjir di Provinsi Kastamonu. Sementara 14 orang lainnya tewas di Sinop dan satu di Bartin, kata Direktorat Penanggulangan Bencana dan Darurat (AFAD), Senin (16/8/2021). "Empat puluh tujuh orang dilaporkan hilang di Kastamonu dan Sinop," katanya. AFAD mengatakan sekitar 8.000 personel, didukung oleh 20 anjing penyelamat, terlibat dalam upaya penyelamatan dan bantuan. Rekaman drone menunjukkan kerusakan besar di kota Bozkurt di provinsi Kastamonu, di mana tim penyelamat mencari bangunan yang dihancurkan. Lebih dari 2.000 orang dievakuasi dari daerah yang terkena dampak, beberapa dengan bantuan helikopter dan kapal, kata AFAD. Sekitar 40 desa tetap tanpa listrik. Ramalan cuaca memperingatkan banjir lebih lanjut karena hujan deras yang diperkirakan terjadi pada Senin di provinsi Laut Hitam di sebelah timur wilayah yang terkena dampak pekan lalu. Banjir besar terjadi setelah Turki mengalami gelombang panas yang membakar dan ketika kru di selatan sedang menjinakkan kebakaran hutan yang melintasi pantai Mediterania negara itu. Ilmuwan iklim mengatakan ada sedikit keraguan bahwa perubahan iklim dari pembakaran batu bara, minyak dan gas alam mendorong peristiwa yang lebih ekstrem seperti gelombang panas, kekeringan, kebakaran hutan, banjir dan badai saat bumi mulai panas.[Lin]  

Topik:

Banjir Turki