PBB Minta Myanmar Usut Kasus Pembakaran 35 Warga Hingga Tewas

Nicolas
Nicolas
Diperbarui 27 Desember 2021 09:52 WIB
Monitorindonesia.com - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) meminta pemerintah Myanmar melakukan penyelidikan menyeluruh atas tindakan "mengerikan" terkait kematian sedikitnya 35 warga sipil yang tewas setelah tubuh mereka dibakar di Myanmar berdasarkan sebuah laporan yang terpercaya. Dua pekerja untuk kelompok nirlaba Save the Children hingga kini dilaporkan hilang setelah kendaraan mereka termasuk di antara beberapa yang diserang dan dibakar dalam insiden di negara bagian Kaya timur. Sebuah kelompok pemantau dan media lokal menyatakan serangan itu dilakukan oleh kalangan pasukan militer. "Saya mengutuk insiden menyedihkan ini dan semua serangan terhadap warga sipil di seluruh negeri," kata Wakil Sekretaris Jenderal PBB untuk Urusan Kemanusiaan Martin Griffiths dalam sebuah pernyataan seperti dikutip ChannelNewsAsia.com, Senin (27/12). Dia kemudian menyerukan "penyelidikan menyeluruh dan transparan" atas kejadian itu. Myanmar berada dalam kekacauan sejak kudeta Februari, dengan lebih dari 1.300 orang tewas akibat tindakan keras oleh pasukan keamanan, menurut kelompok pemantau lokal. "Pasukan Pertahanan Rakyat" (PDF) telah bermunculan di seluruh negeri untuk melawan junta militer. Akibatnya, keberadaan pasukan itu telah menarik militer ke dalam bentrokan berdarah dan pembalasan. Pada hari Sabtu, foto-foto muncul di media sosial yang menunjukkan dua truk yang terbakar dan sebuah mobil di jalan raya di kotapraja Hpruso di negara bagian Kayah. Sisa-sisa tubuh hangus di dalamnya terlihat dari foto tersebut. Seorang anggota kelompok PDF lokal mengatakan para pejuangnya telah menemukan kendaraan itu Sabtu pagi setelah mendengar militer menghentikan beberapa kendaraan di Hpruso. Kedua pihak terlibat bentrokan pada Jumat. “Saat kami pergi ke daerah tadi pagi, kami menemukan mayat-mayat terbakar di dua truk. Kami menemukan 27 mayat," katanya. "Kami menemukan 27 tengkorak," kata saksi lain yang tidak mau disebutkan namanya dan mengatakan ada beberapa mayat lain yang tidak bisa dihitung. Save the Children mengatakan Sabtu malam bahwa dua staf Myanmar telah "terjebak" dalam insiden itu dan hilang. Keduanya melakukan perjalanan pulang setelah melakukan pekerjaan kemanusiaan di wilayah tersebut, kata badan amal itu dalam sebuah pernyataan. Ditambahkan bahwa sejak itu mereka menangguhkan pekerjaannya di beberapa wilayah. Junta myanmar sebelumnya mengatakan pasukannya diserang di Hpruso pada Jumat setelah mencoba menghentikan tujuh mobil yang mengemudi dengan "cara yang mencurigakan".[Yohana RJ]