Kopda DA Buang Mayat Handi-Salsabila ke Sungai Atas Perintah Kolonel Priyanto

Syamsul
Syamsul
Diperbarui 27 Desember 2021 09:07 WIB
Monitorindonesia.com- Kopda Andreas Dwi Atmoko anggota Kodim 0730/Gunungkidul, Kodam IV/Diponegoro mengaku membuang mayat Handi Saputra dan Salsabila ke sungai atas perintah Kolonel Infantri Priyanto. Dalam perjalanan, ia mengaku bahwa dirinya telah menyampaikan saran kepada Kolonel Inf Priyanto agar kedua korban dibawa ke puskesmas atau rumah sakit terdekat akan tetapi Kolonel Inf Priyanto menolak dan mengambil alih kemudi mobil. "Selanjutnya kami melanjutkan perjalanan menuju Jogjakarta dan sesampainya di Sungai Serayu daerah Cilacap sekitar pukul 21.00 WIB Kolonel Inf Priyanto memerintahkan untuk membuang kedua Korban ke dalam Sungai Serayu dari atas jembatan," kata Kopda DA dalam pernyataan yang diterima, Minggu (26/12/2021) kemarin. Tak hanya itu, Kopda Andreas Dwi Atmoko mengungkapkan bahwa dua sejoli itu tak memakai helm saat melintas di Nagreg, Jawa Barat. Lalu saat keduanya melintas di daerah Limbangan sekira pukul 16.30 WIB dengan sepeda motor jenis Satria FU Nopol D 2000 RS Warna Hitam menabrak bagian belakang truk yang tidak diketahui identitasnya. Akibatnya korban terpental di aspal jalan sehingga masuk di dalam kolong mobil Panther yang dikendarai Kopda Andreas Dwi Atmoko. "Selanjutnya kami melaksanakan pertolongan kepada kedua korban dengan cara mengangkat untuk dibawa ke tepi jalan, karena tidak ada yang membantu sehingga Kolonel Inf Priyanto berinisiatif dan memerintahkan saya dan Koptu A Sholeh untuk memasukkan korban ke dalam mobil Panther yang kami kendarai," ungkapnya. Sementara itu, Kapendam III/Siliwangi Kolonel Inf Arie Tri Hedhianto mengaku, tiga anggota TNI yang menabrak dan membuang warga Nagreg Hendi dan Salsabila akan ditangani Puspom AD di Jakarta. "Biar lebih mendalam, kasus tersebut ditangani Puspom AD di Jakarta. Jadi ketiganya juga di bawa ke Jakarta," kata dia kepada wartawan, Minggu (26/12/2021) kemarin. Kapendam memastikan, Kopda DA dan Kopda Ahmad yang bertugas di Kodam IV/Diponegoro yang diduga menjadi pelaku tidak ditangani di Bandung. Begitupun dengan perwira menengah berinisial P yang bertugas di Gorontalo langsung di bawa ke Jakarta. "Yang (Kopda DA) dari Jogjakarta (Kodim Gunungkidul) juga langsung di bawa ke Jakarta. Di Bandung hanya mampir saja. Tapi penanganannya ada di sana (Puspom AD)," tandas Kolonel Inf Arie. (Wawan)