AS, Kanada, Eropa, dan Australia Berlakukan Sanksi Atas Putin dan Pemimpin Lain Rusia

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 26 Februari 2022 10:39 WIB
Washington, Monitorindonesia.com - Amerika Serikat (AS) memberlakukan sanksi terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin, Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov, Menteri Pertahanan Sergei Shoigu dan Kepala Staf Umum Valery Gerasimov atas invasi Rusia ke Ukraina, demikian diumumkan Departemen Keuangan AS. "Kami bersatu dengan sekutu dan mitra internasional, kami berlakukan sanksi untuk memastikan Rusia membayar harga ekonomi dan diplomatik yang amat mahal untuk invasi lebih lanjut ke Ukraina," kata Menteri Keuangan Janet Yellen dalam pernyataannya dikutip Antara pada Jumat (25/2/2022). "Jika perlu, kami siap untuk memberlakukan biaya lebih lanjut pada Rusia atas perilaku yang mengerikan di panggung dunia," katanya. Departemen Keuangan itu juga akan memberlakukan "sanksi pemblokiran penuh" pada Dana Investasi Langsung Rusia milik negara, kata juru bicara Gedung Putih dalam sebuah cuitan pada Jumat. Dana tersebut adalah entitas keuangan yang berfungsi sebagai dana kekayaan negara dan dirancang untuk menarik modal ke sektor-sektor dengan pertumbuhan tinggi. Sementara Australia berusaha untuk bergabung dengan negara lain dalam memberlakukan sanksi langsung terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin dan memperluas tindakan hukuman keuangan itu kepada anggota parlemen Rusia dan lebih banyak oligarki, kata Menteri Luar Negeri Australia Marise Payne pada Sabtu (26/2). Amerika Serikat, Kanada, Uni Eropa dan Inggris mengatakan mereka akan menjatuhkan sanksi kepada Putin dan Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov, karena Washington berupaya meningkatkan tekanan pada Moskow setelah invasi Rusia ke Ukraina. "Ini adalah langkah luar biasa untuk memberikan sanksi kepada para pemimpin, tapi ini adalah situasi yang luar biasa," kata Payne pada konferensi pers, seraya menambahkan bahwa pemerintah sedang mencari saran tentang bagaimana mengikuti langkah negara lain itu. "Vladimir Putin memiliki kekuatan pribadi yang tak tertandingi atas negaranya dan dia telah memilih untuk berperang melawan tetangga yang tidak menimbulkan ancaman bagi Rusia, karena dia ingin membalikkan sejarah dan mengambil kebebasan dan demokrasi yang dipilih rakyat Ukraina untuk diri mereka sendiri. " Dalam sanksi barunya, Payne mengatakan Australia akan menargetkan 339 anggota Duma, majelis rendah parlemen Rusia dan delapan oligarki lagi. Langkah-langkah baru tersebut mengikuti serangkaian sanksi Australia yang diumumkan awal pekan ini. “Prioritas langsung berikutnya adalah melanjutkan sanksi terhadap lingkaran dalam Vladimir Putin dan industri pertahanan Rusia,” kata Payne. Hapus Rusia dari SWIFT Perdana Menteri (PM) Kanada Justin Trudeau pada Jumat (25/2) mengumumkan putaran baru sanksi terhadap Rusia, menyerukan penghapusan Rusia dari sistem pembayaran SWIFT (Society for Worldwide Interbank Financial Telecommunication). Dalam sebuah konferensi pers, Trudeau mengatakan Kanada akan bergabung dengan beberapa negara lainnya untuk menjatuhkan sanksi langsung kepada Presiden Rusia Vladimir Putin dan jajaran penasihatnya. Sanksi-sanksi tersebut juga akan dikenakan kepada Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov dan kepala staf Putin, ujar PM Kanada. Selain itu, Trudeau menyerukan penghapusan Rusia dari SWIFT, sistem pembayaran yang digunakan untuk sebagian besar transaksi keuangan internasional. Pemerintah Kanada juga bersiap mengatur sumbangan bagi upaya bantuan untuk Ukraina melalui Palang Merah Kanada hingga maksimum 10 juta dolar Kanada (1 dolar Kanada = Rp11.279), tambah Trudeau.   Sumber: Reuters