Konflik Rusia-Ukraina, Yuddi Chrisnandi: Indonesia Bisa Implementasikan Kebijakan Politik Bebas Aktif
![Reina Laura](https://monitorindonesia.com/images/avatar-placeholder.jpg )
Reina Laura
Diperbarui
3 Maret 2022 18:43 WIB
![Konflik Rusia-Ukraina, Yuddi Chrisnandi: Indonesia Bisa Implementasikan Kebijakan Politik Bebas Aktif](https://monitorindonesia.com/2022/03/Yuddi-Chrisnandi.jpg)
Monitorindonesia.com - Konflik Rusia-Ukraina yang tengah berlangsung, menjadi perhatian mantan Duta Besar Republik Indonesia atau Dubes RI untuk Ukraina, Prof.DR. Yuddy Chrisnandi. Bahkan dia meminta Indonesia untuk mengimplementasikan kebijakan politik bebas aktif, sebagai negara yang ditunjuk sebagai Presidensi G20 Tahun 2022 dan pemimpin ASEAN.
"Sebagai pemimpin G20 ini, sejauh mana perannya, kira-kira ada enggak sih pengaruhnya pressing diplomasi dalam situasi seperti ini?" kata Yuddy Chrisnandi kepada wartawan di Jakarta, Kamis (3/3/2022).
Dan sebagai pemimpin ASEAN, sebagaimana di Eropa, pemimpin MEE 1 x24 jam bisa berkumpul di Brussel membicarakan hal itu. Apakah sebagai pemimpin ASEAN ini juga bisa membicarakan ini (konflik Rusia-Ukraina), menjadi suara ASEAN untuk menyelesaikan konflik Rusia-Ukraina.
"Jadi, Indonesia perlu melakukan terobosan diplomasi yang efektif dan aktif, untuk membantu penyelesaian konflik Rusia-Ukraina," ujarnya lagi.
Bahkan, eks politisi Partai Hanura ini mengaku sudah mendapatkan bocoran, bahwa pemerintah Indonesia sudah mendapat informasi bahwa Sekretariat Jenderal (Sekjen) Persatuan Bangsa Bangsa (PBB), pada Rabu (2/3/2022) untuk menjadi sponsor utama penyelesaian konflik Rusia-Ukraina di Majelis Umum PBB.
"Meski nanti di veto, tapi paling tidak sudah memberikan sikap yang bisa dilihat dunia. Kita harus aktif di percaturan politik dunia, Amerika membuat proposal, Rusia membuat propsoal dan Indonesia juga punya proposal sendiri. Itu juga sebuah terobosan, yang penting jangan pasif," katanya.
Yuddy menambahkan, Indonesia bisa menjadi poros alternatif dengan memanfatkan perannya sebagai Presidensi G20 Tahun 2022 yang akan digelar di Bali pada November 2022 mendatang.
"Kita harus menjadi poros alternatif, misalkan Rusia menginginkan pertemuan di Belarus, Ukraina minta di Israel dan Indonesia bisa menawarkan di Bali. Ini akan menjadi poros menarik," demikian Yuddi Chrisnandi. (Ery)
Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya
Berita Terkait
Politik
![Mantan Sekjen PKB Ungkap Cak Imin Tak Transparan Kelola Keuangan Partai Mantan Sekretaris Jenderal Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Lukman Edy (Foto: Dok MI)](https://monitorindonesia.com/storage/news/image/lukman.webp)
Mantan Sekjen PKB Ungkap Cak Imin Tak Transparan Kelola Keuangan Partai
31 Juli 2024 20:36 WIB
Politik
![Waketum PKB Sebut Gus Yahya dan Gus Ipul Sangat Bernafsu Menggembosi PKB Wakil Ketua Umum PKB, Jazilul Fawaid (Foto: MI/Dhanis)](https://monitorindonesia.com/storage/news/image/eda1a413-2835-48d4-9f8c-0b516a79a22d.jpg)
Waketum PKB Sebut Gus Yahya dan Gus Ipul Sangat Bernafsu Menggembosi PKB
31 Juli 2024 11:23 WIB
Politik
![Fraksi PKS: Tidak Ada Alasan Lagi Bagi PBB untuk Tidak Menindak Israel Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) DPR RI, Jazuli Juwaini (Foto: MI/Dhanis)](https://monitorindonesia.com/storage/news/image/ketua-fraksi-partai-keadilan-sejahtera-pks-dpr-ri-jazuli-juwaini-foto-midhanis.webp)
Fraksi PKS: Tidak Ada Alasan Lagi Bagi PBB untuk Tidak Menindak Israel
22 Juli 2024 14:15 WIB
Nasional
![DPD RI Minta Pemerintah dan TNI-Polri Segera Selesaikan Konflik Papua Anggota DPD RI asal Papua Barat, Filep Wamafma (Foto: MI/Dhanis)](https://monitorindonesia.com/storage/news/image/anggota-dpd-ri-filep.webp)
DPD RI Minta Pemerintah dan TNI-Polri Segera Selesaikan Konflik Papua
5 Juli 2024 13:30 WIB