Rusia akan Ambil Tindakan jika Finlandia dan Swedia Bergabung dengan NATO

Surya Feri
Surya Feri
Diperbarui 15 April 2022 09:41 WIB
Jakarta, MI - Finlandia dan Swedia bisa bergabung dengan NATO dan ini adalah sesuatu yang membuat tetangga ereka Rusia tidak suka sama sekali. Untuk alasan ini, ultimatum telah diluncurkan dari Moskow: Rusia akan mengambil tindakan di Baltik jika kedua negara Nordik memutuskan untuk bergabung dengan aliansi militer tersebut. Dmitry Medvedev, wakil presiden Dewan Keamanan Rusia, telah memperingatkan bahwa jika aksesi ini dikonfirmasi, Rusia tidak akan memiliki pilihan lain selain memperkuat angkatan darat, angkatan laut dan udaranya di Laut Baltik untuk membangun kembali keseimbangan kekuatan. "Jika Swedia dan Finlandia bergabung dengan NATO, panjang perbatasan darat aliansi dengan Rusia akan lebih dari dua kali lipat," katanya. Dan ini berarti akan ada penyebaran senjata nuklir di wilayah tersebut. "Status non-nuklir Baltik tidak akan mungkin," kata politisi Rusia, yang pertama dengan jelas memprediksi apa yang mungkin terjadi jika Swedia dan Finlandia memutuskan untuk mengajukan keanggotaan NATO. Dalam hal ini, dia telah memperingatkan bahwa penggabungan ini akan menyebabkan "peningkatan ketegangan di sepanjang perbatasan, Iskanders, senjata hipersonik dan kapal dengan senjata nuklir" tidak akan jauh dari lokasi warga sipil. "Mari berharap bahwa akal sehat tetangga kita di utara menang," kata pemimpin Rusia itu beberapa jam setelah diketahui bahwa Swedia dan Finlandia sedang mempertimbangkan untuk bergabung dengan NATO setelah serangan Rusia di Ukraina. Keputusan, setidaknya Finlandia, akan diketahui dalam beberapa minggu kedepan. Alexander Grushko, Wakil Menteri Luar Negeri Rusia, adalah petinggi Rusia lainnya yang telah memperingatkan tindakan yang mungkin diambil jika Swedia dan Finlandia memilih untuk bergabung dengan NATO. Menurut Reuters, presiden telah meyakinkan bahwa keterikatannya pada aliansi militer akan memprovokasi "konsekuensi yang paling tidak diinginkan". Finlandia jelas, Swedia berhati-hati Di Finlandia mereka tampaknya tidak takut dengan kemarahan Rusia. Sanna Marin, Perdana Menteri Finlandia, telah meyakinkan bahwa menjadi bagian dari Aliansi Atlantik memiliki keuntungan dan kerugian, tetapi itu adalah satu-satunya cara untuk mendapatkan jaminan keamanan yang lengkap. Sementara itu, Magdalena Andersson, Perdana Menteri Swedia, jauh lebih berhati-hati daripada rekannya, memastikan bahwa keputusan harus dibuat dengan konsensus, tanpa tergesa-gesa dan dengan analisis menyeluruh.