Megawati Diwacanakan Bacapres, Rocky: Karena Nggak Ada Stok, Orang Tua Muncul Lagi

Aldiano Rifki
Aldiano Rifki
Diperbarui 9 Januari 2023 09:00 WIB
Jakarta, MI - Pengamat politik Rocky Gerung menegaskan, memang politik tidak mengenal usia, namun yang paling penting kaderisasi tetap jalan. Hal Rocky ungkapkan merespons wacana Ketua Umum PDI Perjalanan Megawati Soekarnoputri sebagai bakal capres 2024 yang kini menyeruak di muka publik. Bukannya, tidak boleh mencalonkan diri, namun Rocky mencontohkan di Amerika Serikat kembali muncul Joe Biden dan Donal Trump diumurnya yang tak lagi terbilang muda tapi mampu menerangkan ideologi Reagonomics yang menjadi bagian dari ideologi neo konservatif. “Jadi perputaran elit selalu berlangsung bukan karena tidak ada stok tetapi untuk membackup satu ideologi,” kata Rocky dalam YouTubenya seperti dikutip Monitor Indonesia, Senin (9/1). Hanya saja kata dia, kondisi di Indonesia berbeda karena dinilai tak ada generasi muda yang mampu. “Karena nggak ada stok, maka orang tua muncul lagi, kan itu bedanya. Tapi kita enggak larang, ya boleh silakan. Itu hak-hak konstitusional,” lanjutnya. Namun hang penting kata dia, para politik senior ini tidak menghalangi kaderisasi anak muda. “Jadi kita justru yang terjadi sebaliknya karena kekurangan stok maka tokoh lama dimunculkan. Tiba-tiba Ibu Mega namanya Muncul,” jelasnya. Rocky yang juga sebagai ahli Filsafat mengakui, nama Megawati sudah dibicarakan terus-menerus dalam satu tahun ini karena menganggap PDIP itu diidentik dengan Mega. Meski demikian lanjut dosen Universitas Sam Ratulangi ini, di ujung pemerintahan nanti pasti bakal capres dari partai NasDem Anies Baswedan akan dianggap sebagai orang yang potensial bahkan untuk menantang seluruh calon senior ini. “Di ujung politik menuju 2023 pasti Anies akan dianggap sebagai orang yang potensial bahkan untuk menantang seluruh caleg yang tua ini,” ucapnya. Karena menurutnya, Millenial dalam pikirannya lain lagi. Para millenial tahu siapa Megawati, Jokowi  dan Prabowo yang juga politisi senior. Milenial, ujar Rocky, yang penting adalah nilai yang ingin peroleh dari tokoh-tokoh ini apa. Jadi berbeda antara pertanyaan partai dan pertanyaan milenial. "Karena yang penting bagi milenial ini adalah bagi negara dan mereka anggap kalaupun negara terlantar nggak jadi soal karena bisa hidup mandiri," ungkapnya. Sekali lagi menurutnya, yang paling penting adalah kesadaran pemilih bahwa pemimpin yang yang punya visi punya orientasi masa depan. “Nah Ibu Mega mesti buktikan itu kalau Ibu Mega merasa kuat ya, oke. Kita tahu pemilih ke depan di milenial. Siapkan konsep supaya kalau Ibu Mega muncul ke publik itu karena Ibu Mega paham aspirasi masa depan bukan sekedar jejak Soekarno di dalam partai itu,” tandasnya. Diketahui, wacana ini dilemparkan oleh Co-Founder Total Politik Budi Adiputro dalam acara diskusi politik yang diselenggarakan Perhimpunan Orang Merdeka, di Kopi Politik, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Sabtu (7/1/2023). Pasalnya, dukungan kepada Ganjar Pranowo dan Puan Maharani dinilai dapat memecah belah internal partai.