Yasonna Laoly Bantah Anaknya Kelola Bisnis di Lapas

Rizky Amin
Rizky Amin
Diperbarui 3 Mei 2023 01:24 WIB
Jakarta, MI - Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham) Yasonna Laoly membantah kabar sang anak yang mengelola bisnis di lembaga pemasyarakatan (Lapas). Politikus PDI Perjuangan ini menegaskan kabar tersebut merupakan sebuah kebohongan. "Ah, bohong besar itu. Enggak ada," kata Yasonna di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (2/5). Yasonna pun menduga Tio Pakusadewo sakit hati. Yasonna mengatakan ada program pembinaan narapidana yang diinisiasi Jeera Foundation. Kala itu, Tio Pakusadewo pernah direkrut oleh Jeera Foundation untuk membantu melatih para napi melukis. Namun, Tio diberhentikan karena melakukan pelanggaran berat. "Tapi karena dia melakukan pelanggaran berat, diberhentikan, bahkan dihukum di-strafell. Sakit hati kali dia. Sudah dua kali dia masuk penjara karena narkoba," ungkap Yasonna. Yasonna menambahkan, Tio sempat dipilih untuk membantu Jeera Foundation untuk melatih para napi. Sebab, Tio memang memiliki bakat melukis. "Jeera Foundation itu, program pembinaan napi. Mengajar Barista, kerajinan kulit, melatih melukis. Tio Pakusadewo pernah direkrut Jeera Foundation untuk melatih napi melukis," pungkasnya. Diketahui, dugaan keterlibatan anak Yasonna Laoly, Yamitema Laoly ini diawali dari informasi yang disebarkan oleh akun @partaisocmed. Selain itu, informasi hampir sama, walau tidak menyebut nama, aktor Tio Pakusadewo juga mengatakan hal serupa dalam podcast bersama artis Uya Kuya. Tio Pakusadewo membeberkan bisnis lapas dalam podcast Uya Kuya. Di dalam podcast itu, Tio menyebut ada keterlibatan anak menteri dalam monopoli bisnis di lapas. Namun demikian, ia tidak menyebut nama menteri yang dimaksud. Menurutnya, anak menteri tersebut mengelola foundation yang mengelola bisnis di dalam lapas. "Yang menggagas (yayasan) itu napi koruptor, menggaet salah satu menteri, anak menteri," kata Tio. Menurut Tio, yayasan itu begitu berkuasa di dalam penjara. "Kayak air harus terpaksa beli dari foundation itu. Kantin, karena makanan di penjara tidak enak, jadi harus beli makanan di kantin itu," kata Tio Pakusadewo.