Pengadaan Perangkat Gas Air Mata Rp 49 Miliar, Polri: Untuk Anggota Hadapi Unras Ricuh

Rizky Amin
Rizky Amin
Diperbarui 14 Juli 2023 20:31 WIB
Jakarta, MI - Mabes Polri memberikan penjelasan terkait dengan pembelian ribuan pistol beramunisi bubuk lada dan gas air mata senilai Rp 49 miliar yang diberi nama pepper projectile. Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan menyatakan alat yang dibeli tersebut merupakan senjata pistol bubuk lada atau pepper projectile launcher dan bukanlah pelontar gas air mata. "Jadi yang ada di berita media terkait senjata gas air mata, Jadi jenisnya pistol bukan pelontar seperti yang kegiatan-kegiatan untuk unjuk rasa bervolume besar," kata Ramadhan dalam konferensi pers di Bareskrim Polri, Jum'at (14/7). Menurut Ramadhan pistol tersebut berfungsi untuk menunjang operasional anggota di lapangan ketika menghadapi aksi kejahatan ataupun unjuk rasa yang berakhir ricuh. Dijelaskannya, bahwa alat tersebut sejatinya berbentuk pistol namun dibekali jenis amunisi bubuk lada. "Pengadaan senjata itu juga dimaksudkan agar memenuhi nilai-nilai hak asasi manusia (HAM)," katanya. Ramadhan menuturkan pengadaan pistol bubuk lada tersebut telah diadakan sejak tahun 2022 dengan sumber anggaran dari APBN sebagai bagian dari program modernisasi almatsus dan sarana prasarana Polri. "Dalam rencana pengadaan pepper projectile launcher tersebut tidak hanya terdiri dari item pepper projectile launcher saja. Tetapi terdapat juga beberapa jenis dan jumlah barang-barang yang berkaitan langsung lainnya," jelasnya. Item-item barang tersebut, tambah Ramadhan, merupakan kelengkapan agar pepper projectile launcher dapat digunakan, dipelihara dan dirawat dengan baik. "Rinciannya sebanyak Rp17,46 miliar untuk pembelian 1.857 pucuk senjata dengan harga satuan Rp9,4 juta," bebernya. Kemudian, kata dia, untuk kebutuhan kelengkapan pendukung menghabiskan dana Rp32,39 miliar terdiri extra magazen, kantong, holder, amunisi bubuk lada dan bubuk lada + gas air mata. "Setelah melalui proses tender, didapatkan pemenang yaitu PT Tri Manunggal Daya Cipta dengan nilai kontrak sebesar Rp49.860.450.000. Seluruh pekerjaan telah selesai dikerjakan pada 23 Agustus 2022," pungkasnya. Temuan ICW Peneliti Indonesia Corruption Watch (ICW) Wana Alamsyah menemukan adanya dugaan korupsi terkait pembelian Pepper Projectile Launcher (PPL) untuk gas air mata di Polri. Harga 1 unit Launcher di pasaran hanya USD 479,99 atau Rp 6.924.710 sementara Polri diduga membeli seharga Rp 266,6 juta per unit. Menurut data Sistem Informasi Rencana Umum Pengadaan (SiRUP) dan Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Polri pada tahun 2022, Wana mengungkap Polri mengadakan kontrak pembelian launcher sebanyak 187 unit dengan nilai kontrak Rp 49,86 miliar. Pemenang kontrak tersebut adalah PT TMDC. “ICW menemukan keganjilan terkait pengadaan tersebut. Setelah dicek ke perusahaan penyedia, mereka memang menyediakan alat bernama Byrne Le Launcher-Pepper. Launcher itu yang diduga dibeli oleh Polri dengan harga Rp 266,6 juta,” ujar Wana Alamsyah dalam konferensi pers, di Jakarta, Minggu (9/7) ICW telah mengecek harga Launcher ke laman resmi Byrna. Ditemukan untuk launcher yang sama, harganya hanya USD 479,99 atau Rp 6.924.710 per unit. Perhitungan tersebut dengan kurs Rp 14.426 24 per USD 1, pada bulan Februari 2022. “Terjadi perbedaan harga yang cukup besar antara barang yang ditawarkan PT TMDC Rp 266,6 juta, sedangkan ketika kami coba crosscheck ke produsennya, itu hanya Rp 6 juta,” ujar Wana. ICW menghitung harga wajar sesuai aturan pemerintah seharusnya launcer dibeli dengan harga pokok barang, ongkos kirim 10 persen, biaya administrasi 5 persen, dan keuntungan 10 persen. “Harusnya harga wajar dari satu launcher adalah sekitar Rp 8,1 juta saja. Jika dikalikan jumlah pengadaan sebesar 187 unit, seharusnya Polri hanya mengeluarkan uang Rp 1, 6 miliar untuk semua pengadaan tersebut. jauh berbeda dengan anggaran yang dikeluarkan (Polri) untuk pembelian, nilainya Rp 49 miliar lebih,” katanya. Sehingga, kata Wana, diduga terdapat kelebihan pembayaran pengadaan 187 unit launcher senilai Rp 48,2 milir hanya dari satu pengadaan saja. Bagaimana dengan pengadaan lainnnya? (AL)