Usul Prabowo Pindahkan Makam Pangeran Diponegoro Dinilai Tidak Berguna dan Keinginan Personal Saja

Akbar Budi Prasetia
Akbar Budi Prasetia
Diperbarui 14 Juli 2023 23:21 WIB
Jakarta, MI - Menteri Pertahanan (Menhan) yang juga calon presiden (capres), Prabowo Subianto mengusulkan untuk memindahkan makam Pangeran Diponegoro dari Makassar ke Jogjakarta. Lalu Prabowo meminta izin kepada masyarakat Makassar untuk memindahkan makam Pangeran Diponegoro ke Jogjakarta. “Apa baiknya, kami kembalikan makam Pangeran Diponegoro ke kampung halamannya lagi," ujar Prabowo saat menghadiri Forum Rapat Kerja Nasional (Rakernas) XVI Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (Apeksi) di Makassar, Sulsel, Kamis (13/7/2023 kemarin. "Mungkin saya sodorkan suatu pemikiran dengan seizin rakyat Sulawesi Selatan, kita kembalikan beliau ke kampung halamannya sendiri," kata Prabowo. Terkait hal itu, Sejarawan UNAS, Andi Achdian menilai wacana Prabowo yang ingin memindahkan makam Pangeran Diponegoro dapat merusak cagar budaya. Apalagi, alasan memindahkan makam Pangeran Diponegoro yang disampaikan dalam pertemuan tersebut tidak memiliki basis yang kuat. “Itu akan merusak cagar budaya, itu kan struktur cagar budaya. Itu sudah ditetapkan cagar budaya," katanya kepada wartawan, Jumat (14/7). "Kalau status cagar budaya itu dilindungi, dikembangkan, kalau dipindahkan kan merusak,” sambungnya. Kata Andi, tindakan Prabowo memindahkan makam Pangeran Diponegoro ke pulau Jawa hanya sekedar untuk romantisme belaka. “Seorang individu bisa begitu, bisa punya romantisme sejarah, tapi kenyataan seperti sekarang warisan sejarah cagar budaya yah dipelihara dan dikembangkan,” ujarnya. Oleh karena itu, Andi menyarankan Prabowo untuk lebih mengembangkan potensi makam Pangeran Diponegoro yang berlokasi di Makassar. Lebih lanjut dia menyampaikan bahwa ada berbagai potensi yang belum dioptimalkan. “Artinya sekitar situ ada pemanfaatan lebih, ada pengembangan, ada museum, ada program-program yang bisa mendukung arti sejarahnya gitu yah, makam Pangeran Diponegoro itu, jadi ada pusat pembelajaran,” ujar Andi. “Jadi lebih baik seperti itu, dibanding romantisme dikembalikan ke Jawa, apasih gunanya? buat generasi sekarang gak ada gunanya seperti itu,” ujarnya menambahkan. Sementara itu, Gubernur Daerah Istimewa Jogjakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X menolak wacana Prabowo. Dia menilai masyarakat Makassar sangat menghargai keberadaan makam tokoh yang memimpin Perang Jawa pada 1825-1830 itu. “Di sana, Pangeran Diponegoro dihargai masyarakat. Masyarakat Makassar juga menjaga makam itu dengan baik," kata Sri Sultan Hamengku Buwono X.     #Usul Prabowo Pindahkan Makam Pangeran Diponegoro