Brigadir Setyo Tewas Tertembak, Saksi Tak Dengar Suara Ledakan Keras

Rizky Amin
Rizky Amin
Diperbarui 26 September 2023 11:23 WIB
Jakarta, MI - Saksi berinisial K yang bertugas di rumah dinas Kapolda Kalimantan Utara (Kaltara) Irjen Daniel Adityadjaya mengaku tidak mendengar suara ledakan keras saat Brigadir Polisi (Brigpol) Setyo Herlambang (SH) yang dikabarkan tewas tertembak saat membersihkan senjata api (Senpi)-nya. Brigadir Setyo diketahui tewas tersimbah darah di kamar rumah dinas pada Jumat (22/9) siang. Saksi K yang berpangkat Briptu itu bermaksud mengantarkan makanan ke kamar Brigpol Setyo. "Dia datang secara tidak sengaja, karena hendak mengantarkan makanan untuk SH. Dari keterangan saksi, tidak ada yang mendengar suara ledakan keras," kata Kabid Humas Polda Kaltara Kombes Pol Budi Rachmat kepada wartawan, Senin (25/9). Rachmat mengungkapkan, ada dugaan senjata api (senpi) Brigadir Setyo terbungkus. "Ada dugaan senjata api, dibungkus sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan suara ledakan keras. Namun itu masih kita dalami," bebernya. Hingga kini, imbuh Budi, melalui Dit Reskrimum bersama Bid Propam, dengan dibantu Bareskrim dan Propam Mabes Polri masih terus melakukan penyelidikan berikut mengumpulkan bukti-bukti lainnya. "Oleh Dit Reskrimum juga sudah melakukan reka ulang, namun itu masih belum mengambil kesimpulan. Nanti akan disampaikan apapun hasil penyelidikan. Yang jelas, semua akan dilakukan secara transparan," tegasnya. Dit Reskrimum bersama Bid Propam juga telah meminta keterangan terhadap 14 orang saksi. "Ada 14 saksi yang sudah kita mintai keterangan. Mereka adalah yang berada di sekitar lokasi saat kejadian. Sementara masih tahap penyelidikan, belum sampai ke penyidikan. Kita akan update terus perkembangannya dan nanti kita sampaikan ke publik melalui rekan-rekan wartawan. Atas perintah bapak Kapolda Kaltara, agar dilakukan secara terbuka atau transparans," ungkapnya. Selain itu, Budi Rachmat juga mengungkapkan hasil rekaman CCTV yang menunjukkan bahwa korban Brigpol SH diketahui tertembak pada pukul 12.39.30 Wita. Ini dibuktikan dengan luncuran peluru atau proyektil yang terekam CCTV. Dia membeberkan, dari CCTV terekam peluru keluar setelah menembus kaca jendela kamar korban. "Ada dua CCTV yang kita putar, yaitu di samping dan di depan. Untuk yang di depan merekam aktivitas korban keluar masuk. Sementara yang di samping, ada merekam larinya peluru," jelasnya. Budi menambahkan, selain saksi, polisi juga telah mengamankan barang bukti, di antaranya, senjata api, pakaian korban dan juga CCTV. "Barang bukti sudah dikirim ke Pus Labfor untuk pemeriksaan lebih lanjut," tuturnya. Untuk hingga saat ini, lanjut Budi, polisi belum menyimpulkan apa yang menjadi penyebab kematian Brigadir Setyo. Bahkan Budi menyebut, apa yang disampaikan sebelumnya tentang dugaan ada kelalaian, masih berupa asumsi. "Jadi belum ada kesimpulan, apakah ini kelalaian atau bukan. Kemarin itu hanya asumsi awal. Sementara masih dalam penyelidikan, nanti perkembangannya akan kami sampaikan terus," ujarnya. Untuk diketahui, bahwa Kapolda Kaltara Irjen Pol Daniel Adityajaya memipin langsung gelar perkara pada Senin (25/9/2023) pukul 11.00 Wita hingga pukul 17.00 Wita. Selain para pejabat utama (PJU) di lingkup Polda Kaltara, dalam gelar perkara juga diikuti oleh tim asistensi dari Propam dan Bareskrim Mabes Polri. Dalam gelar perkara tersebut, selain membeberkan BAP (berita acara pemeriksaan) dari para saksi, juga dibuka sekaligus diputar rekaman CCTV di rumah dinas Kapolda, sebagai lokasi di mana Brigadir Setyo ditemukan meninggal dunia. (Wan) #Brigadir Setyo