Masih Terjadi Tindak Kekerasan di Sekolah, P2G: Permendikbudristek 46/2023 Macan Kertas

Akbar Budi Prasetia
Akbar Budi Prasetia
Diperbarui 27 September 2023 20:48 WIB
Jakarta, MI - Dewan Pengurus Nasional Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G) turut prihatin dan mengecam kekerasan di lingkungan sekolah yang terus terjadi. Koordinator Nasional P2G, Satriwan Salim, mengatakan, sekolah seharusnya menjadi ekosistem yang nyaman, sehat, berpihak kepada tumbuh kembang anak, serta aman bagi seluruh warga sekolah. "Runtutan kekerasan terus terjadi di sekolah, seminggu ini sudah ada tiga kasus. Seakan kekerasan tak dapat distop, lagi-lagi siswa dan guru jadi korban, alarm keras bagi pendidikan nasional," kata dia. Dia mengatakan, adanya Permendikbudristek Nomor 46 Tahun 2023 tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di Satuan Pendidikan (PPKSP) pada Agustus 2023 tidak memberikan dampak apapun. "Permendikbudristek PPKSP seolah macan kertas, galak di tulisan, namun lemah dalam implementasi di sekolah," terang Satriwan. P2G menilai bahwa profil pelajar Pancasila yang berisi nilai-nilai karakter di Kurikulum Merdeka belum diaktualisasikan dengan komprehensif oleh sekolah. Dia menuturkan, Profil Pelajar Pancasila dimaknai sebatas "projek" kegiatan sekolah untuk memenuhi administrasi kurikulum. "Dimensi nilai karakter Profil Pelajar Pancasila belum terinternalisasi dan belum menjadi habitus pembentuk ekosistem budaya sekolah," pungkas Satriwan. Buktinya, berdasarkan data rapor pendidikan terbaru Kemdikbudristek mengemukakan bahwa indikator iklim keamanan sekolah tengah menurun. "Penurunan 3 poin untuk jenjang SMP yang semula 68,25 tapi sekarang 65,29. Lalu penurunan drastis 5 poin jenjang SMA, semula 71,96 tapi sekarang 66,87," pungkas Satriwan. (ABP)     #Kekerasan di Sekolah #P2G: Permendikbudristek 46/2023 Macan Kertas