Panas Mendidih di Indonesia Tembus 38 Derajat Celcius

Rendy Bimantara
Rendy Bimantara
Diperbarui 24 Oktober 2023 00:06 WIB
Ilustrasi Cuaca Panas (Foto: CDC)
Ilustrasi Cuaca Panas (Foto: CDC)

Jakarta, MI -  Di beberapa wilayah Indonesia, suhu udara jauh di atas normal. Beberapa stasiun meteorologi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat suhu yang lebih tinggi dari 35 derajat celcius.

Suhu tertinggi harian di Indonesia mencapai 38,3 derajat celcius selama periode 21–22 Oktober 2023, menurut informasi parameter iklim BMKG. Stasiun Meteorologi Kertajati di Majalengka, Jawa Barat, mengamati suhu yang membara.

Suhu terendah dicatat di Stasiun Meteorologi Juanda, Stasiun Geofisika Tangerang, dan Stasiun Meteorologi Japura, masing-masing 35,2 derajat celcius.

Pada pertemuan internasional tentang variabel iklim dan layanan iklim di Bali beberapa waktu lalu, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati kembali mengingatkan negara-negara tentang ancaman perubahan iklim.

Dwikorita percaya bahwa kondisi Bumi sedang tidak baik-baik saja sehingga mengancam kehidupan semua makhluk hidup di sana. Oleh karena itu, dia meminta semua negara untuk bekerja sama untuk memerangi masalah lingkungan.

"Perubahan iklim mengancam seluruh negara. Tidak peduli kondisi negaranya, baik negara maju, berkembang, atau negara kepulauan kecil semuanya mengalami bencana hidrometeorologi bahkan multi bencana hidrometeorologi," katanya dikutip pada Senin (23/10).

Dwikorita menyatakan bahwa BMKG sendiri telah memainkan peran penting dalam mempromosikan layanan informasi iklim yang berbasis kebijakan hukum dan ilmu pengetahun untuk mengantisipasi perubahan iklim yang semakin mendesak.

Menurut Dwikorita, fenomena El Niño dan La Nina, yang memicu bencana hidrometeorologi, adalah salah satu contoh dampak perubahan iklim yang kini jelas dirasakan dunia. Tidak jarang bahwa satu negara mengalami kekeringan dan banjir pada saat yang sama. Kondisi ini menyebabkan banyak orang menderita.

Menurut laporan World Meteorogical Organization (WMO), laju perubahan iklim menimbulkan dampak negatif pada berbagai aspek kehidupan di seluruh dunia, terutama ekonomi sebuah negara. Misalnya, negara maju biasanya hanya mengalami 0,1% dari PDB, tetapi cuaca dapat menyebabkan 60% dari bencananya. (Ran)