Eks Narapidana Teroris Dimotivasi Berbakti untuk Bangsa dan Negara

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 19 Februari 2022 21:12 WIB
Surabaya, Monitorindonesia.com - Ketua DPD RI AA LaNyalla Mahmud Mattalitti menemui eks narapidana terorisme di sela kegiatan resesnya di Jawa Timur, Sabtu (19/2/2022). Pada pertemuan yang berlangsung di Kantor Kadin Jawa Timur, LaNyalla memotivasi mereka untuk berbakti bagi bangsa dan negara. "Kalian dihukum karena memang tindakan keliru. Ada hikmah yang bisa kita petik dari peristiwa kalian. Sekarang saatnya kalian berbakti bagi bangsa dan negara. Salah satunya dengan membela kepentingan rakyat," kata LaNyalla. Pada kesempatan itu, LaNyalla juga memaparkan kinerjanya sebagai Ketua DPD RI. Termasuk, menjelaskan fungsi DPD RI dalam mengawal kepentingan rakyat. "DPD RI memiliki fungsi pengawasan. Maka, saya tak mau main-main dalam melakukan pengawasan. Kita harus bekerja dari hati untuk rakyat. Ini yang namanya berjuang atas nama Allah, bukan jadi teroris," tutur LaNyalla. Ia berniat memberdayakan para mantan narapidana terorisme tersebut sesuai dengan bidang dan keahliannya untuk membangun bangsa dan berencana membuat usaha. "Nanti dilatih dulu di Kadin Institute. Saya fasilitasi setelah kalian mengikuti pelatihan," tutur LaNyalla. Pendamping eks narapidana terorisme, Sofi, menjelaskan puluhan eks narapidana terorisme ini tersebar di wilayah Surabaya dan Sidoarjo. "Di seluruh Jawa Timur itu ada 180 eks narapidana terorisme, tetapi yang sudah kembali ke pangkuan NKRI sebanyak 160 orang termasuk mereka ini," papar Sofi. Dikatakannya, para eks narapidana terorisme ini tergabung dalam sebuah Yayasan Fajar Ikhwan Sejahtera hasil kerja sama dengan PT Perhutani di Pacet. "Para eks narapidana ini menanam kopi di sana. Kami ada lahan seluas 58 hektar. Kami memiliki 50 ribu bibit kopi dan baru ditanam 7-8 ribu bibit," katanya. Pada pertemuan itu, ada delapan orang eks narapidana terorisme yang hadir. Mereka adalah Parippung Dhani (kasus Mujahiddin Indonesia Timur Poso), Eko Kristanto (penyerangan polisi di Lamongan), Imam Bahri (bom Surabaya 2018), Suhendrik (pegiat medsos terorisme), M Muhiddin (pejuang Suriah), Priyo Hadi Purnomo (peledakan serentak kantor polisi di Surabaya pada 2016), Arif Fatoni (pejuang Suriah) dan Miftachul Munif (Amir JAD Surabaya). (*)