Indonesia International Book Fair 2021 Canangkan Kebangkitan Industri Buku

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 8 Desember 2021 17:56 WIB
Monitorindonesia.com – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salhuddin Uno membuka Indonesia International Book Fair (IIBF) 2021 yang diselenggarakan Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi) di Jakarta Convention Center, Jakarta Pusat, Rabu (8/12/2021). Acara yang akan berlangsung 8-12 Desember 2021 ini adalah pameran buku ke-41 yang dihelat sejak 1980 oleh Ikapi. IIBF tahun ini melibatkan nyaris semua pelaku perbukuan, yaitu penulis, penerjemah, penyadur, editor, desainer, ilustrator, pencetak, pengembang buku elektronik, dan toko buku. Setelah dihantam pandemi, Ikapi coba bangkitkan kembali industri penerbitan di Indonesia. Pandemi, menurut Ikapi, berdampak buruk terhadap industri penerbitan, terutama di negara dengan minat baca dan transformasi teknologi rendah. Pembatasan kegiatan masyarakat menyebabkan semua tahap penerbitan buku terganggu, dari proses produksi hingga distribusi. Penerbit mengurangi aktivitas, toko-toko buku tutup, dan masyarakat berhenti membeli buku; sementara kegiatan dan penjualan secara daring belum dapat menggantikan semua itu. Sedangkan di negara dengan minat baca tinggi, pandemi justru meningkatkan aktivitas membaca di rumah dan melonjakkan penjualan buku cetak maupun digital. Sebaliknya, di negara dengan minat baca rendah, pandemi telah menyisihkan buku dari ingatan. Industri penerbitan Indonesia mengalami pukulan telak sejak 2020. Riset Ikapi menunjukkan mayoritas penerbit (58,2 persen) mengalami penurunan penjualan lebih 50 persen. Sebanyak 29,6 persen penerbit anjlok 31-50 persen, sebanyak 8,2 persen penerbit mengalami penurunan 10-30 persen. Hanya 4,1 persen penerbit yang mengaku tidak terganggu oleh pandemi. Upaya transformasi ke digital belum sepenuhnya memperbaiki keadaan. Sebanyak 76,4 persen penerbit anggota Ikapi telah memasuki penjualan secara daring pada pertengahan 2021, namun belum signifikan. Mayoritas penerbit (82,7 persen) mengaku kontribusi penjualan daring tidak sampai 10 persen. Ketua Umum Ikapi Arys Hilman Nugraha melalui siaran pers, mengatakan IIBF 2021 yang berlangsung secara hybrid memberikan dua pesan sekaligus. “Pertama, mengingatkan kembali pentingnya kebiasaan membaca buku. Kegiatan ini menjawab kerinduan masyarakat untuk hadir pada peristiwa perbukuan. Acara tidak sekadar pameran, ada ruang temu para pencinta ilmu pengetahuan, ajang pelatihan, tempat pembaca-penulis berdiskusi, dan wadah aneka aktivitas intelektual lainnya,” kata Arys. Di sisi lain, imbuh dia, masyarakat dapat tetap mengakses IIBF secara daring dan mencakup semua kegiatan, dari diskusi hingga pembelian buku. Itulah pesan kedua. “Konsep hybrid ini diharapkan mampu menjembatani semua penerbit di Indonesia untuk dapat berpartisipasi dalam pameran buku terbesar di ASEAN ini. Penerbit-penerbit di luar Jabodetabek dapat berpartisipasi dalam pameran daring. Selain itu, pembaca di seluruh Indonesia pun dapat menikmati pameran ini tanpa perlu keluar rumah,” ujar Syahrir, ketua IIBF 2021. Ikapi berharap IIBF yang berlangsung 5 hari dapat meningkatkan minat baca masyarakat dan menggairahkan kembali industri penerbitan nasional. “Buku harus kembali menjadi bagian dari ingatan kolektif masyarakat dalam situasi apa pun, dalam new normal yang bagaimanapun. Buku adalah gerbang bagi ilmu pengetahuan, kecerdasan masyarakat, dan kemajuan peradaban bangsa,” imbuh Syahrir.