KSP Akui Potensi Kebocoran Subsidi Minyak Goreng Curah Cukup Besar

Aan Sutisna
Aan Sutisna
Diperbarui 19 Maret 2022 12:59 WIB
Monitorindonesia.com – Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Edy Priyono mengakui potensi terjadinya kebocoran pada distribusi minyak goreng curah bersubsidi cukup besar. Untuk ini dibutuhkan pengawasan maksimal agar pemberian subsidi tepat sasaran. “Tantangannya memang sangat besar, tapi pemerintah sudah menyiapkan berbagai skenario agar implementasi kebijakan tersebut berjalan baik di lapangan,” ujar Edy dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Sabtu (19/3/2022). Di menjelaskan bahwa Kantor Staf Presiden bersama Kemendag, Kemenperin, dan Satgas Pangan akan terjun ke lapangan untuk mengawal kebijakan Presiden Joko Widodo mencabut subsidi minyak goreng kemasan dan memutuskan hanya memberikan subsidi minyak goreng curah. Edy menjelaskan, kebijakan tersebut sebagai wujud kepedulian pemerintah terhadap kebutuhan minyak goreng masyarakat dan menjaga keberlangsungan industri minyak goreng dalam negeri. “Pemerintah di satu sisi sangat peduli terhadap kebutuhan masyarakat, tapi di sisi lain pemerintah menyadari industri ini harus berjalan terus. Jadi Presiden ingin menjaga keseimbangan ini, yakni menjaga kepentingan masyarakat dan produsen,” kata Edy. Edy mengakui tidak mudah pelaksanaan kebijakan baru tersebut sebab pemerintah harus memastikan ketersediaan pasokan minyak goreng curah di pasaran. Kebijakan tersebut akan membuka peluang pengguna minyak goreng kemasan beralih ke curah. Seperti diketahui, Presiden Joko Widodo mencabut subsidi minyak goreng kemasan dan melepaskan ke harga keekonomian serta memutuskan menyubsidi harga minyak goreng curah menjadi Rp14.000 per liter. Subsidi diberikan dari dana Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS). Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, kebijakan tersebut diambil pemerintah setelah memerhatikan situasi penyaluran dan keadaan distribusi minyak goreng saat ini. Selain itu, harga komoditas di pasar global yang terus naik. “Termasuk minyak nabati dan di dalamnya juga termasuk minyak kelapa sawit,” jelas Airlangga Hartarto, usai rapat terbatas pada Selasa (15/3). [tar] #ksp #ksp