Harga Pangan Melonjak, Warganet: Prediksi Rizal Ramli Tak Meleset!

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 8 Juli 2022 16:16 WIB
Jakarta, MI - Prediksi ekonom senior Rizal Ramli terkait dengan melonjaknya harga pangan, termasuk gandum yang disampaikan pada Februari 2022 mulai terasa sekarang ini. Rizal Ramli yang juga sebagai mantan Menko Perekonomian, sebelumnya sudah memprediksi bahwa ada kemungkinan Indonesia terkendala pasokan gandum yang diimpor dari Rusia dan Ukraina. Katanya, sebanyak 30 persen gandum diimpor dari Rusia. Selanjutnya, 25 persen gandum juga diimpor dari Ukraina. "Hingga akhirnya teman-teman mahasiswa dan masyarakat umum makan mi instan bisa naik harganya. Tantangan kita sekarang bisa dibilang semakin susah, barang-barang selain langka juga mengalami kenaikan harga. Bukan hanya minyak goreng, kedalai bisa jadi sebentar lagi gandum," kata Rizal Ramli dalam acara silaturahmi bersama solusi permasalahan bangsa di Cirebon belum lama ini. Menurutnya, tidak menutup kemungkinan harga gandum bisa naik jika konflik Rusia-Ukraina berkepanjangan. "Prediksi ekonom senior Rizal Ramli (@RamliRizal) terkait dengan melonjaknya harga pangan, termasuk gandum yang disampaikan pada Februari 2022 mulai terasa sekarang ini," kata salah satu pengguna Twitter #MP @bima, seperti dikutip Monitorindonesia.com, Jum'at (8/7). Sebagaimana diketahui, pendapat mantan Rizal Ramli itu pun mulai diakui oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi). Bagaimana tidak, Presiden Joko Widodo meminta semua pihak untuk berhati-hati terkait adanya kenaikan komoditas pangan dunia. Salah satu bahan pangan yang naik adalah gandum. Hal itu disampaikannya saat memberikan sambutan pada acara Puncak Peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-29 Tahun 2022 di Lapangan Merdeka, Kota Medan, Kamis (7/7). “Hati-hati yang namanya komoditas pangan dunia ini naik semuanya utamanya gandum. Kita juga impor gandum gede banget, 11 juta ton, impor gandum kita. Ini hati-hati, yang suka makan roti, yang suka makan mie bisa harganya naik Karena apa? Ada perang di Ukraina,” tanya Jokowi. Jokowi menjelaskan alasan perang tersebut sangat berpengaruh, karena Ukraina dan Rusia penyumbang terbesar gandum untuk seluruh dunia. “Di Ukraina saja ada stok gandum waktu ke sana saya tanya langsung ke Presiden Zelenskyy berapa stok yang ada di Ukraina. 22 juta ton. Stop gak bisa dijual. Kemudian ada panen baru ini, 55 juta ton artinya stoknya sudah 77 juta ton,” kata Jokowi. “Di Rusia sendiri saya tanya ke Presiden Putin ada berapa stok di Rusia 137 juta ton, bayangkan. Berapa ratus juta orang ketergantungan kepada gandum Ukraina dan Rusia,” tutur Jokowi. Karena konflik tersebut, kata Jokowi, negara di Afrika dan beberapa negara Asia sudah mulai mengalami kekurangan pangan dan krisis kelaparan. Jokowi-pun bersyukur karena kebutuhan pokok utamanya beras tidak terjadi kenaikan karena bisa diproduksi di Indonesia. “Kita ini harus betul-betul bersyukur bahwa negara kita diberikan pangan yang namanya beras utamanya tidak naik, harus kita syukuri betul,” pungkasnya. [Ode]

Topik:

Presiden Jokowi Rizal Ramli Harga Pangan Melonjak