Rupiah Melemah BI Naikkan Suku Bunga 6% , Ekonom Bilang Intervensi Tidak Efektif

Rizky Amin
Rizky Amin
Diperbarui 19 Oktober 2023 17:26 WIB
Jakarta, MI - Bank Indonesia (BI) telah menaikkan suku bunga pada acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sekitar 0,25 basis poin (bps) ke level 6,00% Selain itu suku bunga deposit facility dan suku bunga lending facility juga dinaikkan menjadi 0,25 bps secara berurutan menjadi ke level 5,25% dan 6,75%. Keputusan ini diambil dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI pada 18-19 Oktober 2023. Dengan tujuan untuk memperkuat stabilisasi nilai tukar rupiah dari ketidakpastian global, serta langkah pre emptive dan untuk memitigasi dampaknya terhadap imported inflation,. "Sehingga inflasi akan tetap dalam sasaran tiga plus minus satu persen pada sisa tahun 2023 dan 2,5 plus minus satu persen pada tahun 2024," kata Gubenur BI Perry Warjiyo. Merespons hal ini, Managing Director Political Economy and Policy Studies Anthony Budiawan menilai bahwa intervensi yang dilakukan BI itu tidak efektif, karena kurs rupiah itu anjlok. Bahkan cadangan devisa juga merosot dari USD 144,2 miliar di April 2023 menjadi USD 134,9 miliar pada September 2023. "Kurs rupiah anjlok, cadangan devisa merosot dari USD 144,2 miliar (04/23) menjadi USD 134,9 miliar (09/23) , Intervensi tidak efektif," cuit Anthoni di X pribadinya Kamis (19/10/) Anthoni juga menganggap BI telah "menyerah" dengan menaikan suku bunga hingga 6% . Padahal menurutnya situasi ini belum begitu tenang, sehingga akan membuat was- was koorporasi. "BI akhirnya "menyerah" juga naik jadi 6 persen . Tapi pasar belum tenang. Yang pasti koorporasi was-was," tutupnya. (Han) #BI Naikkan Suku Bunga 6%