India Ketergantungan Minyak Sawit Indonesia

Rendy Bimantara
Rendy Bimantara
Diperbarui 4 November 2023 11:51 WIB
The Solvent Extractor's Association of India (Foto : Kemendag RI )
The Solvent Extractor's Association of India (Foto : Kemendag RI )

Jakarta, MI - Permintaan India terhadap minyak sawit terus meningkat. Sementara produksi dalam negeri India masih stagnan, sehingga menyebabkan ketidakseimbangan jumlah produksi dan konsumsi. Hal tersebut menyebabkan ketergantungan pada minyak sawit impor, terutama dari Indonesia.

“Komoditas utama yang diimpor India yaitu minyak kelapa sawit. Sebanyak 60 persen atau mayoritas diperoleh dari Indonesia, Malaysia, dan sedikit dari Thailand,” Jelas Executive Director The Solvent Extractor's Association of India BV Mehta pada Indonesian Palm Oil Conference (IPOC) 2023 and 2024 Price Outlook di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, Jumat (3/11).

Ia menjelaskan, demi mengatasi ketimpangan permintaan dan suplai, India melakukan impor sejak 1990-an. Awalnya, volume impor masih sangat kecil, namun dalam waktu 20 tahun volume impor naik 2,6 kali lipat dan biaya impor yang harus dikeluarkan pun meningkat hampir 17 kali lipat.

Mehta menyebutkan, penggunaan cadangan kas negara hampir 20 miliar dolar AS untuk impor. "Ini memaksa pemerintah mencari solusi dengan menekan impor dan meningkatkan produksi minyak nabati domestik," tuturnya.

Hingga Oktober 2023, volume impor mencapai 16,5 juta ton sejak 2022. Angka itu meningkat jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu hanya 14 juta ton.

Namun pada November 2022 hingga Oktober 2023, impor minyak kelapa sawit India meningkat hingga 9,9 juta ton, dibandingkan dengan 7,91 juta ton pada tahun lalu. (Ran)

Topik:

india-minyak-sawit-indonesia india-cpo sawit sawit-ekspor