Presiden Joko Widodo Minta IKN jadi Forest City

Rendy Bimantara
Rendy Bimantara
Diperbarui 4 November 2023 11:59 WIB
Presiden Joko Widodo  didampingi Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya (Foto : Antara )
Presiden Joko Widodo didampingi Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya (Foto : Antara )

Jakarta, MI - Presiden Joko Widodo, didampingi Menteri LHK Siti Nurbaya melakukan observasi persemaian, dan menerima penjelasan  sejumlah hal terkait persemaian dan pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN). Presiden menjelaskan pemerintah berupaya membangun kawasan IKN sebagai forest city dan Kalimantan yang hijau secara luas.

Ketika mendampingi Presiden Jokowi meninjau Persemaian Mentawir Menteri Siti menjelaskan, Persemaian Mentawir dibangun atas kerja sama dan kolaborasi berapa pihak yaitu KLHK, PUPR, PLN, Telkom dan perusahaan ITM Indo Tambang Megah group. Persemaian ini dapat memproduksi bibit dengan kapasitas 15 hingga 16  juta dalam setahunnya. 

"Dibangun cukup lama sejak bulan Juli tahun lalu karena medan yang cukup berat dalam hal cut and fill, sekarang sudah jadi dengan bangunan Mother Plant House Area sebanyak 3 blok, Production House dan Pumping House, Germination House Area 6 blok yang masing-masing blok terdapat 3 bay. Ada sistem penyiraman di dalamnya, ada Aclimatization House Area sebanyak 6 blok yang masing-masing 3 bay dan ada Open Growth Area sebanyak 18 blok. Itu sudah jadi semua," papar Menteri Siti melalui siaran pers, Jumat (3/11).

 Menteri Siti juga mengungkapkan Saat ini, sekitar 3,98 juta bibit telah ditanam di Persemaian Mentawir, dari total kapasitas yang direncanakan adalah sebesar lima belas hingga enam belas juta bibit. Terdapat bibit tanaman kayu seperti belangeran, ulin, meranti, balsa, gaharu, nyatoh, nyamplung, tengkawang, jabon, dan sebagainya.

"Persemaian Mentawir punya arti sangat penting dan dikontrol langsung oleh Bapak Presiden, sebagai penanda bahwa membangun IKN dilaksanakan dengan orientasi hijau. Oleh Bapak Presiden telah ditegaskan sejak awal 2021 persiapan, dan mulai konstruksi persemaian di 2022 hingga sekarang kegiatan konstruksi di IKN," tegas Menteri Siti.

Menteri Siti juga berbicara tentang perubahan iklim yang sebenarnya dan ancamannya, yang digambarkan sebagai udara panas, kebakaran hebat di beberapa negara, dan banjir yang mengerikan di belahan negara lain. Emisi Gas Rumah Kaca (GRK), yang sering diukur dengan CO2, adalah penyebab utama perubahan iklim.(Ran)