Rupiah Menguat Namun Hadapi Banyak Tantangan

Rendy Bimantara
Rendy Bimantara
Diperbarui 21 November 2023 10:11 WIB
Ilustrasi Ekonomi Global (Foto: Istock)
Ilustrasi Ekonomi Global (Foto: Istock)

Jakarta, MI - Pada Selasa pag(21/11)i, kurs rupiah terhadap dolar AS ditransaksikan antarbank di Jakarta naik sebesar 0,38% atau 59 poin menjadi Rp15.386 per dolar AS. Ini meningkat dari sebelumnya Rp15.445.

Dalam suasana ketegangan global, mata uang rupiah menghadapi berbagai tantangan yangberkaitan dengan keputusan ekonomi kunci di seluruh dunia. Salah satunya . Bank Rakyat China (PBoC) mempertahankan tingkat suku bunga utamanya pada level 3.45%.

Direktur Indosukses Futures Maruli Tua Sinambela mengatakan keputusan Bank Rakyat China (PBoC) mempertahankan tingkat suku bunga utamanya pada level 3.45%, mencerminkan tekad untuk menjaga stabilitas ekonomi dunia termasuk berdampak pada stabilitas rupiah.

“Meskipun tanpa perubahan dramatis, keputusan ini mungkin memberikan kepercayaan kepada investor dan ikut melindungi rupiah dari dampak negatif,” jelas Maruli kepada MonitorIndonesia.com, Selasa (20/11).

 Terkait kebijakan di Asia, dia menjelaskan bahwa  dinamika pertumbuhan ekonomi Thailand melambat pada kuartal ketiga, mencapai 1.5%, di bawah ekspektasi pasar. Hal  Ini dapat menciptakan tekanan negatif pada mata uang regional lainnya, membuat investor mencari kestabilan dalam aset mata uang di tengah ketidakpastian ekonomi di kawasan Asia.

“Dinamika ini, membuat mata uang rupiah menjadi subjek perhatian, dan strategi investor mungkin melibatkan pencarian mata uang yang dianggap lebih stabil, terangnya.

Menurut Maruli,  Secara keseluruhan, kondisi ekonomi global dan regional bersama dengan keputusan kebijakan suku bunga dan indikator pertumbuhan, terus menjadi penentu nilai tukar Rupiah.

“Meskipun kompleks, pergerakan rupiah sangat dipengaruhi oleh dinamika global,” pungkasnya(Ran)